Selasa, 15 April 2014

penjual es campur

sejujurnya saya tidak tau apakah itu es campur atau bukan, dari isinya sih jelas bukan, tapi karena bercampur ya saya namakan es campur :p
ditengah terik matahari, yang lagi semangat2nya memanas-manasi manusia di bumi, seorang bapak sekitar 60 tahunan berjalan perlahan dengan gerobaknya.
kemudian ia berhenti. sambil memasukkan beraneka makanan ke dalam kantong es, ia berbincang dengan saya.
"kuliah di mana?"
"untan pak"
semester berapa?"
"baru semester empat pak,"
bapak itu berhenti bertanya,
"asalnya dari mana pak?" sebenarnya saya sudah bisa mengira, tampak jelas dari logat si bapak ketika berbicara.
"dari jawa saya,"
kemudian mengalir cerita tentang anak2nya di sana. beliau mempunyai empat anak, yang 3 sudah bekerja, dan yang bungsu sekarang kuliah di UPI, wow, takjub juga saya ketika mendengarnya.
well mungkin ini cerita biasa, sudah sering di dengar dan diberitakan, tapi, kali ini saya mendengar langsung, dan mendapatkan pelajaran, pertama, perjuangan orang tua yang rela merantau ke negeri orang hanya demi menyekolahkan anaknya. bekerja dengan sussah payah, mendorong gerobak, ditengah teriknya hari, ya, sungguh terlalu jika seandainya sang anak tidak berterimakasih kepada beliau.
kedua, keberhasilan itu di mulai dari bawah, kata bapak itu. bersakit2 dulu saja, baru nanti dapat senangnya.
kemudian, betapa kerasnya perjuangan bapak itu dan anak-anaknya, sang bapak berjualan di sini, sang anak juga berjualan sambil kuliah, lihatkan, orang yang mungkin keadaannya tidak semendukung yang kita alami bisa berusaha untuk berhasil, lalu, kenapa kita yang Alhamdulillah diberikan kecukupan oleh Allah SWT masih saja mengeluh dan bermalas2san?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar