Sabtu, 31 Mei 2014

Rabu, 28 Mei 2014

quote

Rabbi, apabila aku jatuh hati
Aku ingin terbang cepat
Hingga syaitan tidak sanggup hinggap.
—  .Salim A.Fillah.

mario teguh

Saat kami menikah lebih dari 20 tahun yang lalu, Ibu Linna berhenti dari jabatannya sebagai Direktur di sebuah perusahaan, dan saya mengundurkan diri dari jabatan sebagai Vice President di Bank.

Kami memutuskan untuk memulai kehidupan baru dari kebersamaan yang total; dia hidup untuk saya, dan saya hidup untuknya.

Terdengarnya lebay, tapi kami tidak bisa membayangkan kehidupan lain yang tidak sepenuhnya untuk kebahagiaan satu sama lain.

Ibu Linna belajar dan bekerja di San Francisco, sampai lulus MBA dalam Corporate Finance pada usia 22 tahun, dan berhasil memiliki dua rumah di Daly City – San Francisco. Dia menjual kedua rumahnya, dan menyerahkan semua uangnya kepada orang tuanya.

Saat kami bertemu di Jakarta, saya langsung tahu mengapa Tuhan menjadikan saya laki-laki yang selalu diabaikan oleh wanita. Ternyata saya disimpan untuk wanita ini. (sambil kibas rambut …)

Kami menikah dengan perjanjian untuk saling berterima-kasih atas yang kami lakukan bagi satu sama lain, untuk saling memuji kebaikan satu sama lain, untuk selalu mengingatkan satu sama lain jika ada yang tidak sesuai bagi kebersamaan kami, untuk minta maaf kalau salah satu menuntut yang lainnya untuk minta maaf (dan bisa diduga siapa yang paling sering dituntut untuk minta maaf, saiyyaa !!!).

Kami tegas berjanji bahwa kalau ada yang selingkuh, siapa pun dari kami, kami akan langsung berpisah.

Kemudian kami menikah dalam kesederhanaan, karena saya mengundurkan diri dari Bank dengan membayar kembali semua uang fasilitas yang belum sepenuhnya menjadi hak saya (mengundurkan diri sebelum masa kontrak selesai), dan Ibu Linna tidak suka menerima bantuan dari orang tua.

Banyak sekali orang yang mencela Ibu Linna, kok mau-maunya lulusan luar negeri hanya mengurusi Pak Mario, ke mana-mana ikut Pak Mario, rugi dong?

Tapi Ibu Linna, seperti wanita pada umumnya, adalah investor masa depan. Dia bisa melihat ‘potensi’ pada laki-laki yang dicintainya. (kembali kibas rambut …)

Sekarang, karena Ibu Linna hanya mengurus saya dan anak-anak, dia memiliki semua uang dan harta yang saya hasilkan. Semua sertifikat apa pun adalah atas nama Ibu Linna, kecuali Jaguar yang dihadiahkannya untuk hadiah ulang tahun saya dulu. (tapi BPKB-nya dia pegang!)

Karena dia ikut ke mana pun saya pergi, dia melihat dunia (mungkin) jauh lebih luas daripada orang-orang yang dulu mencemoohnya.

Wanita itu penghebat laki-laki.

Dan laki-laki yang hebat, memiliki istri yang baik dan anak-anak yang terurus dengan baik.

Ingat ya?

Wanita yang baik, menjadikanmu lebih baik.

Mario Teguh – Loving you all as always

Foto:
Juneau Whale Watching – melihat ikan paus – Alaska, 25 Mei 2014

—  Mario Teguh (via marioteguh)

apabila

Apabila kamu teringatkan seseorang, perbanyaklah olehmu ISTIGHFAR
Apabila kamu lupa tentang apa yang kamu pelajari, perbanyakkanlah SHALAWAT
Apabila kamu ingin wajah berseri dan sejuk mata memandang, perbanyaklah SHALAT DHUHA
Apabila kamu inginkan perlindungan dan kekuatan hati, perbanyaklah TAHAJUD
Apabila kamu inginkan malaikat mendampingimu dan mengelak dari pandangan nafsu syaitan, hendaklah kamu sentiasa berada dalam keadaan BERWUDHU
—  (via lovemebunga)

Selasa, 27 Mei 2014

makna jilbab

sepertinya, memahamkan dan memahami bahwa jilbab bukanlah ajang untuk pamer kecantikan itu, berat sekali.
apalagi untuk yang pertama kali berkenalan dengan jilbab sebaga fashion, bukan sebagai perintah Allah.
mudharat dan manfaat ketika jilbab mulai menjadi tren dikalangan remaja bagai dua sisi mata uang.
di satu sisi, menjadikan wanita muslimah tidak perlu ragu untuk menggunakan jilbab ke manapun mereka pergi., namun di sisi lain, bisa menghilangkan makna berjilbab itu sendiri, yaitu sebagai pakaian penutup aurat, bukannya aksesoris.
ah, bukannya saya sok2an, tentu sebagai wanita sudah firahnya ingin tampil cantik, modis, bergaya, tapi, jujur saja, berpenampilan ala hijabers yg modis itu membuat saya menjadi bukan saya. jadi, saya saat ini tetap pada penampilan yg begini
dan, mungkin, saat ini sudah terlalu banyak membanjiri jilbab2 mode, yang semakin lama semakin aneh saja bentuknya, gak masalah sih sebenarnya, tapi… menjadi masalah ketika saya yang di’wajibkan’ memakai yang begituan„ hih,
makanya saya jadi sewot dengan tampilan hijab sekarang, bukannya apa2, saya yang kena dampaknya.
tapi, salah saya juga sih gak tau bagaimana cara menyulap hijab mode menjadi hijab syar’i..
eh he„ tapi bukan itu loh masalahnya…. >_< tetap saja kan niat pakai jilbabnya jadi belok fokus, bukannya untuk taat terhadap perintah Allah, tapi untuk cantik.. hihh„ itu loh yang harusnya mereka paham…
sulit, tapi bukan berarti tidak bisa kan? ini ujian, barangkali, semoga saja.  jdi, saya harus belajar untuk bisa melewatinya, tentu dengan cara yang baik, tidak curang atau mengambil jalan pinas (if you know what i mean)
berharap, hanya bisa berharap makna jilbab tak lagi dibelokfokuskan untuk masa mendatang.

ujian


sebuah pertanyaan muncul,
mampukah melewati ujian ini?
seperti sekolah, kuliah, pastinya akan ada ujian setelah melewati proses pembelajaran. tentu tujuannya untuk menguji sejauh mana tingkat pemahaman kita akan ilmu yang telah dipelajari.
semoga saya benar, bahwa Allah tengah memberi ujian, bukannya azab.
tapi bentuknya memang lebih mirip ujian sih, jadi, saya tetap berpikir ini ujian.
dan sesuatu kembali muncul di benak, sebuah pertanyaan yang seringkali timbul ketika diuji seperti ini. mampukah?
kemudian saya disentil dengan suatu quote di tumblr, cuma satu kok ujiannya, mengapa tidak bisa?
dan, Allah tidak mungkin membebani hambaNya dengan ujian yang melampau kemampuan, jadi, artinya, saya mampu melewati ini.
hanya saja, mungkin saya kurang belajar akhir2 ini. lebih tepatnya kurang aktif mengikuti proses pembelajaran, tugasnya dilalaikan, kurang tepat waktu, telat mulu, ya walaupun mungkin mampu, tapi kalau begitu kan kemungkinan  berhasilnya kecil.
hem, jadi, harusnya sayaa memperbaiki proses pembelajaran ini dulu, sebelum benar2 siap menghadapi ujian.
jadi, setikdaknya bisa mengurangi persentase kegagalan.

Hasbunallah Wa Nimal Wakil, Ni’mal Maula Wa Ni’man Nashir

Minggu, 25 Mei 2014

bunga

gugurnya sang bunga
warna warni menghiasi, namun tak lantas membuat mata silau memandang. mereka tak ingin dipandang, sungguh.
terkadang jalannya lambat, namun tetap berangkai dengan ketegasan. terkadang juga cepat, seakan deadline mendesak.
penutup kepala yang menjuntai hingga perut, menutupi apa yang harusnya di tutupi. demi menghindarkan dari dari murka Illahi.
ibarat bunga, mereka terus tumbuh dan berkembang, bermekaran. menjaga diri agar tak layu.
hingga, kian banyak yang mengikuti langkah-langkah mereka, walau ada sebagian yang bermotif tak serupa.
akhwat, begitu banyak orang menyebut sang bunga.
lisan dan peranggai terjaga. walau tetap tak menutup diri dari hiruk pikuknya dunia luar.
kini, semakin bertambah pula jumlahnya.
namun, pernahkah berpikir bahwa sang bunga pun terkadang tak sanggup mencegah dirinya gugur?
bukan, ini bukannya gugur seperti para syuhada di medan perang.
mereka gugur dijalan yang tengah ditempuh. tergoda akan indahnya dunia dan terlupa akan bahagia di akhirat.
sungguh disayangkan, sangat. ketika sang bunga yng tengah indahnya bermekaran, sekonyng-konyong layu, dan gugur.
tentunya berbeda dengan bunga sesungguhnya. bunga ini bisa embali mekar, asal mereka kembali me arah yang benar.
insya Allah tulisan ini bukan untuk menyudutkan,
karena kita saudara, harus saling mengingatkan. agar tetap berkembang, hingga waktunya pergi tiba

pilihan

hidup itu, pilihan
harus memilih, apakah menjadi wakil atau yang diwakilkan
harus memilih jalan mencapainya, dengan cara yang baik, atau kurang baik
harus memilih apakah dengan cara sederhana, atau yang menhabiskan banyak biaya
harus memilih ketika sukses menjadi wakil: bekerja dengan  jujur atau korupsi
harus memilih ketika gagal:  sabar, jual ginjal, masuk rumah sakit, atau bunuh diri.
tragis, ya, karena hidup itu pilihan,.
dan, hanya bisa bilang, selamat datang di dunia politik,
dunia yang keras

should i care?

niatnya baik sih..
dan tak terbendung lagi, betapa banyaknya pertanyaan yang mendesak di benak ini untuk dijawab.
mengapa? apakah memang begitu prosesnya? haruskan saya bilang ‘should i care’?
saya yang gagal paham akan hal ini, menanti sebuah jawaban yang tidak pasti, namun, belum saya pertanyakan hal ini. menunggu, masih menunggi kabar, yang berseliweran di jagad dunia maya.
mereka punya niat yang baik, saya yakin itu. mereka bukannya mau menjelekkan orang, saya berharap begitu. sungguh, walaupun sudah jelas mungkin, tapi tetap, ah, mereka juga manusia, mungkin sekarang sedang dalam masa labil sehingga tidak tau apa yang dilakukan.
hanya saja, begitu banyak hal yang saya kurang pahami di sini.
mengapa semua orang seakan menjadi terprovokasi untuk menjatuhkan? jika ingin menaikkan seseorang atau kelompok, apa tidak bisa tidak dengan memperlihatkan keburukan orang? ataukah memang ini yang harus dilakukan?
di setiap medsos, banyak sekali hujatan2, pembongkaran aib, ya ampun, bahkan kalau dia bukan muslim sekalipun, saya rasa tak selayaknya diperlakukan begitu. ah, tapi, saya hanya orang awam, toh saya tidak mengerti bagaimana alur permainan ini, apakah memang begini seharusnya.
yang jelas, menurut pemikiran saya, jika adminnya ikhwah, maka mustahil ia akan menjelekkan orang, apalagi dengan cara tidak masuk akal.
ya, sekali lagi, ulah oknum. bukan berarti kelompoknya seperti itu.
lha, lantas bagaimana orang awam melihat? tentu kelompoknya yang disalahkan. padahal itu hanya perilaku oknum.
sungguh kasian, niatnya baik sih, hanya salah menempuh jalan. :(

cemburu

siapa yang paling berhak dicemburui?
mungkin, setiap orang pernah merasakan cemburu, dengan orang tua, dengan kakak, dengan abang, dengan teman,
dan mungkin, dengan orang yang ditaksir.
suka boleh ya, tapi jangan sampai membuat hati lalai dan terjatuh dalam lembah gelap *peringatan.
nah, yang nulis ini =>saya, juga pernah merasakannya. tapi kemudian saya berfikir, saya siapa? sungguh tidak pantas untuk cemburu, wong gak ada ikatan apa2 kok. jadi, buru2 saya usir rasa cemburu itu.
kemudian, timbul pertanyaan, mengapa saya cemburu pada orang yang disukai orang lain? ya aneh saja, mungkin, jika ada sebuah hubungan legal menurut agama dan pemerintah, mungkin wajar, tapi, kan gak ada.
nah, lalu saya bertemu jawabannya. entah ketemu di mana, saya juga lupa.
bukankah lebih baik saya cemburu pada orang yang lebih dicinta oleh Allah? mereka2 yang ketika mendapat cobaan maha berat, namun tetap sabar, mereka yang ketika mendapat nikmat tetap bersyukur,.
ah, ya, sungguh indah jika perasaan cemburu itu beralih ke sana. hingga bisa membuat diri berlomba untuk mendapat cinta dari Allah.
jadi, siapa yang paling berhak di cemburui? temukan sendiri jawabannya :)

Kamis, 15 Mei 2014

math

mengapa matematika? jujur saja, bukan karena  materi ini manjadi materi favorit waktu sma, bukaann, saya lebih senang dengan pelajaran menggambar, lalu mengapa?
sekolah di sma yang katanya favorit, diisi oleh siswa yang otaknya melebihi standar (bukan saya pastinya) terkadang menjadi dilema tersendiri. apalagi ketika memasuki masa-masa ngambang, yaitu mendekati ujian. bukan karena takut tidak lulus, tapi tidak tau harus melangkah ke mana berikutnya. mengapa dilema? karena gengsi. jujur saja, (jujur lagi —”) ketika kelas 10, impian saya adalah sekolah diluar, demi apa coba? demi gengsi. karena lulusan sekolah itu memang kebanyakan keluar. dan sempat, ketika membicarakan universitas bersama mereka2 yang telah berada di luar sana, ya, kampus saya yang sekarang tidak dipandang -_-. menyebalkan tentunya.
mungkin karena masa itu pikiran sedang labil, gengsi masih tinggi. namun, lama-lama, menurun juga.
kembali ke awal, lalu mengapa matematika? doktrin orang rumah, ya bisa dikatakan begitulah. matematika itu most wanted katanya, jadi mudah dapatin pekejaan. hingga akhirnya jurusan ini menjadi tujuan.
namun, hanya saya, yang dikelas memilih untuk menjadi seorang guru matematika. yang lain? ah, mungkin mereka lebih tertarik menjadi dokter, insinyur, perawat, dari pada menjadi guru.
namun lagi2 paragraf itu tidak menjelaskan alasan mengapa matematika? oke, saya jelaskan. karena menurut saya pelajaran ini lebih mudah dipahami dibandingkan pelajaran yang lain (kecuali gambar pastinya). walau tidak bisa dipungkiri, otak saya seringkali panas ketika mengutak-atik rumus2 yang diberikan untuk memecahkan persoalan. namun, ya, tetap saja, matematika lebih menarik untuk di pecahkan.
sama sekali tidak berbicara soal prestasi, lha wong prestasi saya pertengahan, jika dibandingkan dengan teman2 saya sekarang -yang waktu sma dapat 95 aja nangis- ya jelas gak ada apa-apanya. hanya karena matematika itu menarik, bukan karena saya ahli di bidang itu. toh, saya juga tidak terlalu masalah dengan prestasi. yang penting ngudeng dengan materinya.
nah, jadi, pilihan tak selalu sejalan dengan keahlian. cukup banyak pilihan dalam hidup saya yang kontradiktif dengan keahlian yang saya miliki. dan semakin saya sadari bahwa, keahlian akan muncul seiring berjalannya waktu.

normal vs freak

.ini cerita waktu SMA
you know freak? yup, sebutan buat orang aneh. bahasa kerennya deh.
isu ini baru membooming di saya sekitar kelas dua. atau tiga? entahlah, berkisar antara kedua tahun itu.
sering saya, beserta beberapa orang lainnya yang sama-sama menganggap diri kami freak (memang benar sih) mengamati orang yang juga freak. hasilnya? ternyata kebanyakan orang itu freak. walaupun kadarnya berbeda. jenis ke-freakannya pun tak sama. ada yang freak dengan PB (point blank), korea, jepang, anime, komik, pokoknya, mereka yang menggilai sesuatu hingga tak nampak normal itu, ya freak, begitu berdasarkan definisi kami.
remaja normal, menurut definisi kami dulu adalah yang kehidupannya tidak terikat dengan artis2 korea, film spongebob, yang omongannya (kalau cewek) seputar fashion, suka hang out, bukan anak rumahan, anak gaul, yang gitu2 deh kesehariannya.
tapi yang jelas, kami bangga dengan ke-freakkan kami. karena menjadi normal itu membosankan.. dan freak itu.. menyenangkan ^_^

gugurnya sang bunga


warna warni menghiasi, namun tak lantas membuat mata silau memandang. mereka tak ingin dipandang, sungguh.
terkadang jalannya lambat, namun tetap berangkai dengan ketegasan. terkadang juga cepat, seakan deadline mendesak.
penutup kepala yang menjuntai hingga perut, menutupi apa yang harusnya di tutupi. demi menghindarkan dari dari murka Illahi.
ibarat bunga, mereka terus tumbuh dan berkembang, bermekaran. menjaga diri agar tak layu.
hingga, kian banyak yang mengikuti langkah-langkah mereka, walau ada sebagian yang bermotif tak serupa.
akhwat, begitu banyak orang menyebut sang bunga.
lisan dan peranggai terjaga. walau tetap tak menutup diri dari hiruk pikuknya dunia luar.
kini, semakin bertambah pula jumlahnya.
namun, pernahkah berpikir bahwa sang bunga pun terkadang tak sanggup mencegah dirinya gugur?
bukan, ini bukannya gugur seperti para syuhada di medan perang.
mereka gugur dijalan yang tengah ditempuh. tergoda akan indahnya dunia dan terlupa akan bahagia di akhirat.
sungguh disayangkan, sangat. ketika sang bunga yng tengah indahnya bermekaran, sekonyng-konyong layu, dan gugur.
tentunya berbeda dengan bunga sesungguhnya. bunga ini bisa embali mekar, asal mereka kembali me arah yang benar.
insya Allah tulisan ini bukan untuk menyudutkan,
karena kita saudara, harus saling mengingatkan. agar tetap berkembang, hingga waktunya pergi tiba

Senin, 12 Mei 2014

saudariku... ku ingin meraih surga bersama mu....

catatan teman
Penulis : Ummu Ziyad
Memakai jilbab, untuk saat ini dan di negara ini, bukanlah berarti sebuah pengilmuan akan agama. Dulu aku pernah beranggapan bahwa seorang yang memakai jilbab adalah orang yang akan berusaha mempertahankan jilbabnya disebabkan proses pemakaian jilbab itu sendiri membutuhkan pergulatan di hati yang membuncah-buncah dan penuh derai air mata. Tapi sayangnya, makin bertambah usiaku, maka berubah pula anggapan itu disebabkan berbagai kenyataan yang kutemui.
Aku baru menyadari ada sebagian wanita yang menggunakan jilbab hanya karena sekedar disuruh atau diwajibkan oleh orang tua, tempat belajar atau tempatnya bekerja. Jika telah keluar dari ‘aturan’ itu, maka lepas pula jilbab yang menutupi kepalanya. Mungkin karena itulah kain-kain itu tidak menutup secara benar kepala dan dada mereka.
Sebagian lagi, memakai jilbab karena pada saat itu, jilbab terasa pas untuk dipakai dan lebih menimbulkan kesan ‘gaya’ dan kereligiusan agama. Apalagi jika diberi pernak-pernik di sana-sini. Jilbab yang seharusnya menutup keindahan wanita tersebut malah justru menambah keindahan itu sendiri. Ditambah lagi kesan agamis yang terasa nyaman di hati.
Aku juga pernah berpikir dan bertanya-tanya, bahwa orang-orang memakai berjilbab lebar apakah tidak kepanasan dengan seluruh atributnya? Apakah tidak repot jika hendak keluar dimana mereka harus memakai seluruh kain panjang tersebut? Mulai dari baju, jilbab yang lebar, masih harus ditambah memakai kaus kaki! Ah! Dan di balik jilbab itu, ternyata masih ada jilbab lagi!
Untuk yang satu ini, waktu tidak cukup untuk menjawab semua pertanyaan itu. Karena butuh pengetahuan lain yang merasuk ke dalam hati untuk mendapatkan jawabannya. Pengetahuan akan indahnya Islam dengan segala pengaturan yang diberikan oleh Allah. Pengetahuan akan surga yang begitu indah dan damai dengan segala kenikmatannya. Pengetahuan bahwa surga tidak akan tercium oleh wanita yang mengumbar-umbar aurat di depan khalayak. Pengetahuan bahwa penghuni neraka yang paling banyak adalah wanita. Ternyata kerepotan itu bukanlah kerepotan, melainkan sebuah usaha. Usaha dari seorang wanita muslimah untuk menggapai surga-Nya. Untuk bersanding dengan suaminya ditemani dengan bidadari cantik lainnya. Panas dari jilbab itu bukanlah rasa panas yang menyesakkan pikiran dan dada. Akan tetapi hanya sepercik penguji jiwa yang dapat meluruhkan dosa-dosa kecil dari seorang insan wanita. Bukankah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan bahwa setiap kesusahan yang dialami muslim merupakan peluruh bagi dosa-dosanya.
Maka… hatiku kini pedih… Ketika kemarin melihat saudariku yang lain, seiring dengan berjalannya waktu, kini telah membuka jilbabnya. Sempat kutanyakan, “Di mana jilbabnya?”
Ia menjawab, “Tidak sempat kupakai.”
Aih… waktu kutanyakan itu, memang pada saat dimana orang-orang sibuk menyelamatkan dirinya dikarenakan bencana alam. Aku hanya terdiam mendengar jawaban itu. Ah… mungkin karena sangat terkejutnya sehingga tidak sempat berbalik lagi untuk mengambil jilbab.
Tapi hari ini… kutemukan dia sudah menanggalkan jilbabnya. Bahkan tak tersisa sedikitpun jejak bahwa ia pernah memakai jilbab. Kini ia telah bercelana pendek dengan pakaian yang pendek pula. Sesak rasanya dada ini. Tetapi belum ada daya dari diriku untuk bertanya lagi tentang sebuah kain yang menutupi kepala dan dadanya. Masih tersisa di benakku, jika seseorang yang menggunakan jilbab melepas jilbabnya… maka habislah sudah… karena perenungan dan pergulatan hati itu kini telah dikalahkan oleh hawa nafsu. Perenungan yang pernah mendapatkan kemenangan dengan dikenakannya jilbab itu kini justru bahkan tak mau diingat. Hanya kepada Allah-lah aku mengadu dan memohonkan hidayah itu agar tetap ada bersamaku dan kembali ditunjukkan kepadanya.
Saudariku… kuingin meraih surga bersamamu. Maka, saat ini aku hanya bisa berdoa. Semoga kita bertemu di surga kelak :')

kesederhanaan Rasulullah

catatan di fb, yg udah lamaaa sekali ditandai *biar tidak tenggelam

29 Desember 2010 pukul 10:49
Rasulullah saw bersabda, “Kemiskinan adlah hadiah bagi seorang mu’min.” Berikut akan diceritakan kisah kesederhanaan hidup Rasulullah saw yang patut kita mencontohnya dalam kehidupan kita. Ini diambil dari buku fadhilah amal.


Penolakan Rasulullah Saw. Terhadap Tawaran Gunung Emas

          Rasulullah Saw bersabda,”Rabbku telah menawarkan kepadaku untuk mengubah bukit-bukit di Madinah menjadi emas. Tetapi aku menadahkan tangan kepada-NYA, sambil berkata,” ya Allah, aku lebih suka sehari kenyang dan lapar pada hari berikutnya agar aku dapat mengingat-MU apabila sedang lapar dan memuji-MU serta mensyukuri nikmat-MU apabila kenyang.” (Hr. Tirmidzi)
        Hikmah: inilah kehidupandari jiwa yang suci, yang namanya sering kita sebut, dan kita juga bangga menjadi umatnya. Oleh karena itu, kita harus menjadikan kehidupan beliau sebagai ittiba’ bagi kehidupan kita.

Rasulullah Saw Memperingatkan Umar R.a dengan Kehidupan Beliau Yang Zuhud.

       
        Suatu ketika Nabi Saw. Telah bersumpah akan berpisah dengan isteri-isterinya selama satu bulan sebagai peringatan bagi mereka. Selama sebulan beliau tinggal seorang diri di dalam sebuah kamar yg sederhana yg letaknya agak tinggi. Terdengar kabar diantara para sahabat bahwa Nabi Saw telah menceraikan semua isterinya. Ketika Umar bin Khatab Ra mendengar kabar ini, dia segera berlari ke masjid. Setibanya disana, ia melihat para sahabat sedang duduk termenung, mereka bersedih dan menangis. Juga kaum wanitanya menangis di dalam rumah-rumah mereka. Kemudian Umar r.a pergi menemui putrinya, Hafshah r.a yg telah dinikahi Nabi Saw.
        Umar r.a mendapati Hafshah r.a sedang menangis di dalam kamarnya. Umar r.a bertanya,” mengapa engkau menangis? Bukankah selama ini aku telah melarangmu agar jangan melakukan sesuatu yang dapat menyinggung perasaan Nabi?”
         Kemudian ia kembali ke masjid, terlihat olehnya beberapa orang sahabat sedang menangis di dekat mimbar. Kemudian ia duduk bersama para sahabat beberapa saat, lalu berjalan kea rah kamar Nabi Saw yang terletak di tingkat atas masjid. Dia mendapati Rabah r.a, seorang hamba sahaya sedanfg duduk di tangga kamar itu. Melalui Rabah r.a ia meminta izin untuk menemui Rasulullah. Rabah r.a pergi menjumpai Rasulullah, kemudian kembali dan memberitahukan bahwa ia telah menyampaikan keinginannya, namun Rasulullah hanya diam tanpa menjawab pertanyaan beliau. Permintaannya untuk menjumpai Rasulullah diulang beberapa kali, hingga yang ketiga kalnya barulah Rasulullah mengizinkan naik. Ketika Umar r.a masuk, ia menjumpai Rasulullah sedang berbaring di atas sehelai tikar yang terbuat dari pelepah daun kurma., sehingga di badan Rasulullah yang putih bersih dan indah itu terlihat jelas bekas-bekas daun kurma. Di tempat kepala beliau ada sebuah bantal yang dibuat dari kulit binatang yang dipenuhi oileh daun dan kulit pohon kurma.
Umar r.a bercerita,” aku mengucapkan salam kepada beliau kemudian bertanya, “Apakah engkau telah menceraikan semua isterimu?” Rasulullah menjawab, “Tidak.”
Aku merasa sedikit lega. Sambil bercanda aku mengatakan, “Ya Rasulullah, kita adalah kaum Quraisy yg selamanya telah menguasai wanita-wanita kita. Tetapi setelah kita hijrah ke Madinah, keaadannya sungguh berbeda dengan orang Anshar, mereka dikuasai wanita-wanita mereka sehingga wanita kita terpengaruh dengan kebiasaan mereka.”
Rasulullh tersenyum mendengar perkataan aku. Aku memperhatikan keadaan kamar Nabi, terlihat tiga lembar kulit binatang yang telah disamak dan sedikit gandum di sudut kamar itu, selain itu tidak terdapat apapun, aku menangis melihat keadaan itu.
Rasulullah saw bertanya, “Mengapa engkau menangis?”
Aku menjawab, “Bagaimana aku tidak menangis ya Rasulullah. Aku sedang melihat bekas tanda tikar yang enkau tiduri di badan engkau yang mulia dan aku prihatin melihat keadaan kamar ini. Ya Rasulullah, berdoalah semoga Allah mengaruniakan kepada tuan bekal yang lebih banyak. Orang-orang Persia dan Romawi yang tidak beragama dan tidak menyembah Allah, tetapi raja mereka hidup mewah. Mereka hidup gi taman yang di tengahnya mengalir sungai, sedangkan enkau adalah pesuruh Allah, tetapi engkau hidup dalam keadaan miskin.”
Ketika aku berkata demikian, Rasulullah sedang bersandar di bantalnya, bbeliau bangun lalu berkata, “Wahai Umar, sepertinya engkau masih ragu mengenai hal ini. Dengarlah, kenikmatan di akhirat nanti akan jauh lebih baik daripada kesenangan hidup dan kemewahan dunia ini. Jika oaring-orang kafir dapat hidup mewh di dunia ini, kita pun akan memperoleh segala itu di akhirat nanti. Disana kita akan mendapatkan segala-galanya.”
Mendengar sabda Nabi saw itu, aku menyesal, lalu berkata, “Ya Rasulullah, memohon ampunlah kepada Allah untuk aku. Aku telah bersal;ah dalam hal ini.’ (al-fath)
Hikmah: Rasulullah saw adalah pemeimpin agama dan dunia, sekaligus kekasih Allah swt, namun beliau tidur di atas sehelai tikar yang tidak dilapisi apa pun, sehingga menimbulkan goresan bekas tikar itu di badan beliau yang putoih. Kita dapat mengetahui bagaimana keadaan ekonomi Rasulullah saw. Ketika Umar menganjurkan beliau untuk berdoa kepada Allah supaya diberi harta, beliau malah memperingatkannya.
Seseorang bertanya kepada Aisyah r.ha mengenai tempat tidur Rasulullah saw. Aisyah r.ha menjawab, ‘Bantalnya terbuat dari kulit binatang yg diisi dengan kulit pohon kurma.”
Pertanyaan yang sama dikemukakan kepada Hafshah r.ha. dia menjawab, “Tikarnya terbuat dari sehelai kain yang dilipat dua. Pada suatu hari untuk memberi kenyamanan pada Nabi, aku telah menghamparkan kain itu berlipat empat. Keesokan harinya Nabi saw bertanya, “Apakah yang telah hamparkan untukku tidur tadi malam sehingga tersa lebih empuk?” Aku menjawab, “Kain yang sama tetapi aku melipatnya empat lipatan.” Beliau besabda, “Lipatlah seperti semula, kenyamanan seperti tadi malam akan menghalangi shala tahajjudku.”
Keadaan kita saat ini selalu iongin tiodur nyaman di atas kasur yang empuk. Lihatlah Rasulullah saw. Padahal Allah swt pernah menawarkan harta kekayaan yang banyak kepada beliau, namun beliau menolaknya. Beliau tidak pernah mengeluh sedikitpun. Subhanallah.

lewat caraNya


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah atas semua hikmah hari demi hari.
teryata begitu banyak, namun baru saya sadari sekarang, Allah beri perhatian lebih akhir-akhir ini. mungkin karena sikap saya akhir-akhir ini yang agak membuat teguran itu harus dilancarkan.
ya, seperti yang terjadi tadi siang. hp saya hilang. hp kesayangan, dan belinya pun pake uang sendiri separoh harganya. belum lagi data kontak, memori, dll ah, sedih, sangat sedih. namun ini menjadi pelajaran atas keteledoran saya, wew, saya teledor banget, sering meletakkan si pink diberbagai tempat. maaf ya pink :’(.. dan akhirnya Allah mengambil titipan itu, mungkin karena saya tak sanggup lagi menjaganya.
kemudian saya sadari itu teguran. atas sikap saya selama ini.
kemudian ketika saya menjelajahi tumblr, saya ketemu kata-kata ini
“When you suffer a loss, remember that the Almighty rewards you upon your patience & endurance far more than what you have lost.”
seperti hendak menghibur, semoga sajalah. :)
kemaren-kemaren juga, ketika saya mulai kehilangan feel berdo’a, dan lagi-lagi, ada kata-kata di tumblr yang menusuk, tepat di sini *nunjuk jantung* ya Allah, ternyata banyak sekali keteledran, bukan cuma duniawi, akhiratinya juga T_T
tapi saya bersyukur, sungguh, Allah masih memberi teguran lewat ini, artinya Allah masih menyayangi saya *pd, gpplah :)* daripadanya negurnya nanti pas di yaumul hisab, kan udah kagak bisa diperbaiki lagi. gak mungkin kembali ke dunia kan buat benerinnya…
jadinya, tadi pas di kampus, anak2 pada nanyain, kok saya nyantai bnget? keliatannya aja tuh, —” tapi beneran, saya tidak begitu merisau dengan kehilangan ini, sedih pasti, namun, toh jika saya menangis sambil guling2 di area kampus hpny a juga kagak bakal balik kan? malah disangka orang gila, nah, mending saya bersikap tenang, kepala dingin, gak uring2ngan, pokoke cool dah.
tapi bukannya mau menyombongkan kehilangan, *ampun dah, sampai kehilangan pun disombongin—” * gak sama sekali, saya cuma tidak mau, musibah ini membuat gempar seluruh dunia, cukup diri ini dan Allah saja yang tau betapa sedih dan gusarnya. lagian, barang itukan titipan, masak ketika diambil lagi sama pemiliknya gak ikhlas kan? saya iklhas, insya Allah, makanya gak uring2an. :)
benar2 menjadi pelajaran, bahwa saya harus selalu protect kepada barang2 berharga saya, jadi, saya bisa dipercayakan untuk menjaganya lebih lama :’)

Rabu, 07 Mei 2014

me and kenpachi :))

cinta

memaknai cinta
lagi-lagi soal ini, yah, seperti tidak ada pembahasan lain saja —”
tapi kali ini, bukan mengkritik, atau menggalau, melainkan…
let’s check it out. :))
memaknai arti cinta. ah, tapi saya tau apa. jika yang dibicarakan adalah cinta antar dua insan berbeda jenis, maka, pengalaman saya nihil :>.. namun, bukankah cinta bukan hanya berkisar pada persoalan itu saja?makna cinta luas. luassssss sekali. mungkin saya tidak akan sanggup untuk mengulas masalah cinta ini, apalagi cinta kepada sang khalik, terlalu jauh dari ilmu yang saya miliki.
namun, cinta sering dimaknai sempit sekali. malah maknanya sering digesrkan. dan seringkali, cinta dijadikan dalih untuk berlaku menyimpang.
padahal, cinta itu anugrah, bukannya sebagai alasan tuk berbuat sesuatu yang tidak dibenarkan.
memaknai cinta ternyata tak semudah yang kita kira. maka, jangan aneh ketika melihat berita2 konyol ditv, pacar bunuh pacarnya, suami bakar istri, gantung diri karena putus, dan lain2. hal itu disebabkan karena pemahaman cinta yang keliru.
ah, sekali lagi, saya tau apa sih tentang cinta.
namun, untuk saat ini, detik ini, makna cinta yang saya pahami adalah bahwa cinta tak harus memiliki, bahwa cinta adalah menaati yang benar, bahwa cinta menjauhi kemungkaran, bahwa cinta butuh pengorbanan. lelah, haus, lapar, karena cinta tak lagi terasa, bahwa cinta butuh proses, bahwa cinta butuh penguat. bahwa cinta butuh aqidah.
entah bagaimana yang lain memaknai cinta, entah bagaimana detik berikutnya saya memaknai cinta, namun satu hal. cinta adalah anugrah, yang harusnya dijaga kesuciannya, bukan sebagai tameng untuk pembenaran diri, bukan sebagai alibi untuk melakukan kemungkaran.

teman


pengaruhnya besar. sangat besar. mereka yang terus berada bersama kita, terkadang membuat perubahan perilaku diri  ini.
saat datang masa-masa labil, waktu2 smp, sma, memiliki teman yang pacaran, tentunya membuat ingin pacaran juga. memiliki teman yang senang jalan, tentunya juga membuat kaki ringan melangkah menyusuri berbagai tempat.
Alhamdulillah, dari sd, hingga sekarang saya terus mendapat teman dengan tipe yang serupa. anak rumahan, freak, cupu. namun itulah yang membuat saya tidak terpikir untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.
melihat keadaan salah seorang murid saya, dia punya teman yang pacaran, yah, jadinya juga pacaran. ada lagi yang punya teman anak gaul, jadinya anak gaul juga. karena memang, masa-masa labil seperti itu, pengaruh teman kuat sekali.
akan berbeda halnya dengan masa kuliah, yang sudah bisa berpikir jernih, maka, berteman dengan siapapun tidak masalah.
nah, jadi, bagi yang memiliki adik, yang masih labil, perhatikan siapa teman mereka, jangan sampai, karena sang teman, jadi terseret ke lembah hitam :)

Minggu, 04 Mei 2014

pilhan

terdengar isak di sampingku. sengaja aku tidak menoleh. mungkin kak eli sedang pilek. ya, ternyata akunya yang tidak peka. yang bahkan tidak tau kalau kakak berkulit putih itu sedang menangis. pun aku mengetahuinya ketika kak lia bersandar di bahu kak wati. bahunya berguncang, saat aku menoleh. pasti ia berusaha menahan agar suaranya tidak keluar. 
sejujurnya aku bingung, kenapa kak lia menangis? apa ada masalah, tapi, sedari tadi, sejak pembicaraan ini dimulai, tak ada msalah kurasa.
"na, kenapa kak lia nangis?" kuketikkan pesan itu ke salah ana.
"kak lia memang begitu, diluar memang ia tampak tegar, tapi dalamnya rapuh," begitu balasan ana.
ah, maksudku bukan itu. alasannya apa? mungkiinkah karena pembicaraan ini?
"apa gak ada calon lain? kalau semua satu fakultas, mana bisa," ana berbisik. aku cuma mengangkat bahu. mana ku tahu, kan yang memutuskan orang-orang di atas.
lalu terdengar lagi bisikkan dari yang lain. jujur aku tidak begitu memahami masalah ini.
"baiklah, kalau tidak ada saran lagi, saya tutup forum kita hari ini,"
dari ballik hijab, aku mendengar para ikhwan telah beranjak meninggalkan tempat ini. aku juga ingin pergi, namun urung saat kudengar ana menanyakan perihal calon lain.
"semua sudah kakak list, dan memang, hasilnya yang benar2 memenuhi adalah sandi dan ihsan,"
"tapi kak, kalau sama-sama dari fakultas ini, suaranya tidak banyak, sedang calon lain, mereka berasal dari fakultas yang berbeda, pasti lebih punya banyak suara,"
"dek, semua sudah kami pikirkan, dan tentu saja kami sudah tau resikonya. kakak sudah bilang, kami melistkan semua kader, bahkan akhwat. tapi, tidak ada, bahkan tidak sedikit yang menolak menerima amanah ini, itu yang membuat kakak sedih, kenapa kader kita menolak," kembali air mata mengalir di pipi kak lia. ana hanya terdiam, aku tau, ana masih menyimpan rasa kesal. kenapa calon presma harus dari satu fakultas. namun, begitu kudengar alasan kak lia, aku paham. 
"kakak pulang dulu," kak lia beranjak setelah menyalami aku dan ana.
setelah kepergiannya aku merenung. serumit itukah? sampai membuat seorang kak lia tersedu. atau aku yang tidak pernah peka dengan keadaan ini? 
ya, sekarang aku memahami, kami sedang menempuh jalan terjal, dan penuh batu. tentunya ada air mata yang akan jatuh, bahkan mungkin nanti, darah yang akan berjatuhan.
namun, inilah jalan yang kami pilih, jalan menuju jannahNya
end

Sabtu, 03 Mei 2014

fighting Indonesia!!

sudah cukup rasanya umpatan, cacian atas apa yang terjadi belakang ini. ya, sedikit kecewa dengan postingan di medsos, blog, yang agak menjatuhkan bangsa sendiri.
mengekspresikan kekecewaan, tak masalah. hanya saja, lebih baik dalam kadar yang sewajarnya. atau dalam umpatan, cacian itu, terdapat solusi yang membangun. namun, yang erjadi hanya umpatan tak bermakna, yang membekas hanyalah rasa benci yang kian memuncak di hati pembaca.
hem, ya, plagiat itu salah. salah banget. tak dipungkiri saya kecewa. walau dari dulu juga memang sudah pernah terjadi.
namun, tak ada gunanya mengungkapkan kekecewaan di sini.
banyak faktor mungkin yang menyebabkan plagiat ini terjadi. menurut analisis saya aja sih, karena rating dan minat penonton. dan tak bisa dihindari bahwa semua pihak bisa ikut andil dalam kegiatan plagiat ini. setidaknya menjadi motif.
seringkali, dan saya juga mengalami ini, jika ada teman yang tontonannya film2 khas indonesia, yang berasal dari legenda dulu, dianggap kuno, jadul, dll, sehingga, minat penonton menjadi berkurang, dan lebih memilih film2 luar. nah, mungkin disitulah muncul ide untuk meniru, sekedar menaikkan minat penonton pada film/sinetron produksi dalam negeri.
hem, ya, ada masalah ketidakpedean disini. padalah, jika ditelaah lebih lanjut. sangat banyak pemuda2 di indonesia yang mempu mencipta karya yang jug a luar biasa.
nah, jika kalian penikmat novel, mungkin tau betapa banyak novel2 indonesia, yang pastinya ori dan memiliki cerita yang sangat menarik. jadinya saya heran, mengapa hanya segelintir saja yang dijadikan film? padahal, dulu, novel2 karya mira w, sering loh dijadikan sinetron.
inilah yang saya sebut ada masalah ketidakpedean. mungkin terlalu meremehkan, dan menganggap bahwa hasilnya juga tidak terlal signifikan.
tapi sungguh, jika saja, mereka2 itu menggali potensi dalam negeri ini, maka, plagiat tentu akan berkurang. karna indonesia tidaklah melahirkan generasi plagiator. saya yakin, indonesia mampu melahirkan generasi yang kreatif.


Kamis, 01 Mei 2014

pengurus Himmat FKIP Untan


akan merindukan semua kebersamaan ini, canda, tawa, sedih, semua akan menjadi kenangan yang tak pernah terlupakan.
sungguh masa2 yang sangat indah :)