Rabu, 31 Desember 2014

momen

mungkin harusnya menyadari, betapa banyak musibah sepanjang tahun yang terjadi adalah peringatan dari Yang Maha Kuasa atas segala tindak tanduk kita selama ini.
seharusnya kita melihat lagi kebelakang, mengapa semua ini terjadi? dan well, memang bukan kuasa kita untuk mencegah, tapi, mungkin bisa setidaknya kita memperbaiki diri.
sama sekali tak merisaukan bagi yang ingin berpesta, hanya saja, lebih baik jika dijadikan evaluasi agar kedepannya jadi lebih baik.
atau jadikan ajang untuk menyusun projek kedepan agar bisa lebih maju.
itu saja sih, nasihat untuk diri sendiri juga, dan syukur2 bisa bermanfaat bagi orang banyak.
dan well, mungkin evaluasi atau rencana kita kedepan tak perlu menunggu pergantian tahun, setiap pergantian hari pun penting untuk dievaluasi dan direncanakan keesokan harinya bagaimana. 

Rabu, 24 Desember 2014

Tsabbit Qalbii ‘ala diinik


Betapa mengerikannya.
Ketika hati kita tak lagi berpaling pada ketaatan. Menempuh ilmu, bersusah susah, namun pada ujungnya ternyata tak istiqomah.
Mengerikan.
Ini terjadi, mungkin ketika merasa bahwa diri telah hebat, telah ta’at kepadaNya, tak lagi perlu berdo’a memohon agar amalan ini dijaga, terus, agar ia tetap berada di hati. padahal,  seorang Nabi yang mulia pun bahkan memohon kepada Allah agar diberi kemampuan beramal shalih.
Betapa sombongnya kita.
Padahal, hati ini gampang sekali berbalik, susah sekali beristiqomah. Hanya dengan sedikit guncangan dan boom,, berbaliklah semua.
Tak kisah apakah telah mengikuti tarbiyah hingga tingkat apa, karena syaitan sang penggoda pasti lebih tinggi juga tingkatannya demi berusaha membuat kita menjadi temannya. Na’udzubillah.
Betapa sombongnya kita.
Menyangka bahwa dengan mentarbiyah diri sudah cukup tanpa ada usaha berdoa pada Allah agar selalu diberi kemampuan untuk menjaganya.
Karena telah banyak, mereka yang tak sanggup menjaga. Karena apa yg  kita jaga ini berat sungguh. Banyak godaan dari luar yang berpengaruh.
Jika  bukan karena rahmat Allah, tentu kita juga akan terjerumus ke lembah yang sama.
Betapa sulitnya urusan hati ini,
Betapa lemahnya ia tanpa penguatan dari  Allah SWT.
Betapa tak berdayanya kita tanpa BimbinganNya
Tsabbit qalbii ‘ala diinik.
Doa yang mesti diulang dalam setiap shlat kita,

Sungguh dalam sabda Rasulullah saw, sebagaimana diriwayatkan Imam Muslim dan Ahmad, “sesungguhnya hati-hati ini berada di antara jari jemari Allah Yang Maha Pengasih, Dia ulak-alikkan menurut apa yang dikehendakiNya”

Minggu, 14 Desember 2014

lpj akhirat

Sebentar lagi akan diadakan lpj setengah kepengurusan.
Berdebar, iya. Khawatir, sangat. Mungkin karena ada hal yg tidak maksimal yg mesti dilaporkan.
Kalau ditolak bagaimana? Ya, di lpj setengah kepengurusan ini sih nggak ada diterima atau di tolak. Adanya nnti, pas lpj saat musyawarah tahunan.
Lalu, kalau di tolak, ya, gimana, belum tau juga sih dampaknya apa. Walaupun begitu, berdebar juga kalau ingat hal tersebut.
Lalu, bagaimana dg lpj di akhirat nanti?
Entah, tak pernah melihat atau merasakan, belum. Tapi, lpj tersebut akan terjadi. Dan Allah sudah menjajikannya kepada kita.
Apakah berdebar? Khawatir? Sudah siap dg alasan2? Apakah akan diterima? Atau di tolak.
Sudah mempersiapkan apa yg akan dilaporkan..
Eng ing eng..
Memang, urusan dunia menjadi lebih mengkhawatirkan dari akhirat. Padahal, balasan di dunia hanya sepersekian kalau di tolak dibandingkan di akhirat.
Lalu, kenapa masih berleha-leha mengabaikan tanggungjawab yg nntinya akan diperlihatkan apakah lalai atau taat?
Ya Allah

Senin, 08 Desember 2014

lapis lapis keberkahan

buku yang recommended banget.
seperti buku buku sebelumnya, gaya bahasa yang dibawakan ust Salim sangat indah. Diksi yg beliau hadirkan dalam setiap lembar membuat ceritanya seakan hidup.
dg tebal 500 halaman lebih, tidak ada rasa bosan sedikitpun ketika membacanya (walau saya baru baca 90 halaman :P)
tapi benar benar keren buku ini. Banyak hikmah yg didapat dan membuat kita terinsyafi akan segala khilaf yg telah lalu.
jadi, tunggu apa lagi. Bururan serbu bukunya di toko buku terdekat.

Senin, 24 November 2014

selebrasi

jadi terpikir. Betul juga, bukan hanya untuk momen hari ini, tapi juga untuk momen2 yg lain. Tanpa komando, hampir seluruh warga negara ini akan berselebrasi untuk setiap momen yg ditetapkan sebagai momen nasional.
bagus sih, mungkin buat yg merasa memiliki momen itu, akan lebih terhargai akan kinerjanya selama ini.
namun, bagaimana, jika hanya sekedar selebrasi tak ada arti?
silakan pembaca menjawab sendiri. :D

#dari hasil obrolan singkat dg teman
 

Sabtu, 22 November 2014

misunderstanding

bukan sekedar penutup kepala, tapi jilbab semestinya memiliki makna yg jauh lebih luas.
namun, apa jadinya jika pemaknaan akan jilbab hanya sebatas penutup kepala?
atau, penutup uban yg mulai tampak, rambut yg perlahan telah hilang, atau hanya karena malas merapikan rambut?
apalagi hal semacam ini ada di pikiran orang orang paruh baya, yg seharusnya dapat menjadi. Pembimbing bagi generasi di bawahnya.
ah, saya masih tak pantas berbicara panjang lebar soal ini. Saya juga masih belum fasih pemahamannya.
mungkin hanya ingin sedikit mengungkap hipotesis dari keadaan yg telah saya amati. Mengapa pemahaman seperti itu seakan berakar kuat di kalangan masyarakat tertentu?
bisa jadi karena tidak adanya contoh. Para pengguna hijab syar'i menjadi minoritas di dalam minoritas. Ditambah lagi, tidak ada (belum) yg membenahi pemikiran,tersebut. Semuanya seakan asyik untuk mengikuti arus tanpa satupun yg mau berdiri dan berjalan melawan arus.na'udzubillah jika sampai kembali ke masa jahiliyah. :(. Tapi, entah kenapa kok rasanya dekat sekali dg masa itu?
oke, kembali ke pembahasan.
lazimnya, jilbab hanya sebagai,penutup bagi merka. Sehingga, ketika berada di tempat2 resmi, acara keluarga, jilbab akan selalu bertengger di kepala. Namun jika tidak demikian, tak ada lagi yg ditutupi.

jujur, sedih rasanya mendengar itu semua. Tapi, jika mencari siapa yg salah, ya mungkin saya termasuk salah satu tersangkanya *if you know what i mean.
hanya bisa berharap, suatu saat nanti, tidak ada lagi misunderstanding dg makna jilbab sesungguhnya.
ada saran? Silakan komen atau email :D

 

Jumat, 14 November 2014

the purpose

Kalau berjalan, walau tanpa rintangan, dijalan aspal yg mulus bak tol, tapi tanpa tujuan, akankah bertahan?
Jika sebaliknya, berjalan dg suatu tujuan, melewati badai, tanah becek, ranting berduri, bisa saja tak masalah. Asal terpenuhi tujuan itu
Mungkin tujuan menjadi unsur penting dalam segala hal.
Ini pernah dinyatakan oleh teman saya sebelumnya. Mungkin mereka tak lagi memiliki tujuan yg sama, sehingga, wajar saja, jika perlahan semakin sepi.
Memang harus ada yg dibenahi di sini. Ada yg salah dari sejak beberapa waktu lalu.
Pemahaman yg sekarang agaknya sedikit melenceng dari yg seharusnya.
Lalu, solusi?
Ini soal personal. Entah bagaimana mengubah jalan pikiran orang.
Ketika mereka merasa tak lagi satu tujuan, masih bisakah diubah?
Ini PR yg rumit. Yg harus bisa diselesaikan bersama-sama.

Kamis, 16 Oktober 2014

alone and tears

Terkadang, saya berpikir untuk pergi ke suatu tempat seperti ke pantai yang sepi, hanya sendiri. Kemudian berjalan melewati deburan ombak, membiarkan air yg asin meninggalkan sisa2 garam di kaki. Merenung sendiri, di dalam suasana sepi. Hanya deburan ombak yg memenuhi telinga. Meninggalkan gemericik riuh rendah kehidupan saat ini.
Ada kalanya kita butuh sendiri. Hanya berbicara dengan hati. Meluapkan seluruh keluh kesah pada Allah, dan membiarkan air mata tumpah ruah.
Ada saat2 dimana hal itu menjadi sesuatu yg saya rindukan. Bebas menumpahkan seluruh rasa dan air mata kepadaNya.
Menahan air agar tak keluar dari mata itu sakit. Tapi saya sudah terbiasa. Membiarkannya terpendam dalam hati, menampilkan senyum dibalik rasa tak tentu, mengalihkn pikiran ke hal yg menyenangkan.
Walau terkadang, bendungan itu jebol juga.
Saya bukan orang yg terampil bercerita. Pemalu pula. Jadi, saaya lebih suka menumpahkan semuanya pada Allah ketimbang ke yg lain. Lebih bebas menangis sepuasnya.
Ada rasa sesekali ingin bercerita ke seseorang. Tapi, entah mengapa niat itu luntur seketika. Ada hal yg saya rasa mereka tak akan memahami. Bahkan memperburuk keadaan. Ada hal yg mungkin tak ada yg boleh tau. Walau itu adalah masalah yg butuh sebuah solusi. Bukannya saya tak percaya pada sahabat dekat sekalipun, tapi, membiarkan mereka juga menanggung beban yg saya ceritakan, rasanya tak enak juga. Membuat mereka ikut berpikir keras, rasanya tak perlu. Intinya sataya tak ingin membuat orang repot. Lagipula, saya sangat malu jika menangis depan orang. Apalagi sampai bertumpah ruah air mata.
Jadi, memang jauh lebih baik menceritakan semuanya, menumpahkan semua pada Allah semata.
Lebih lega dan puas

Rabu, 01 Oktober 2014

INSTRUMEN NON TES



TUGAS MANDIRI
EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR
INSTRUMEN NON TES
‘PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA’








DISUSUN OLEH
NURHAZIZAH (F04112038)
KELAS : B

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2014



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kegiatan mengukur, menilai, dan mengevaluasi sangatlah penting dalam dunia pendidikan. Hal ini tidak terlepas karena kegiatan tersebut merupakan suatu siklus yang dibutuhkan untuk mengetahui sejauhmana pencapaian pendidikan telah terlaksana. Contohnya dalam evaluasi  penilaian hasil belajar siswa, kegiatan pengukuran dan penilaian merupakan langkah awal dalam proses evaluasi tersebut. Kegiatan pengukuran yang dilakukan biasanya dituangkan dalam berbagai bentuk tes dan hal ini yang paling banyak digunakan. Namun, tes bukanlah satu-satunya alat dalam proses pengukuran, penilaian, dan evaluasi pendidikan sebab masih ada teknik lain yakni teknik “NON TES”.
Teknik non tes biasanya dilakukan dengan cara wawancara, pengamatan secara sistematis, menyebarkan angket, ataupun menilai/mengamati dokumen-dokumen yang ada (Sudijono : 2009). Pada evaluasi penilaian hasil belajar, teknik ini biasanya digunakan untuk mengukur pada ranah afektif dan psikomotorik, sedangkan teknik tes digunakan untuk mengukur pada ranah kognitif.
https://navelmangelep.wordpress.com/tag/jenis-jenis-instrumen-non-tes/
B.     Rumusan Masalah
a.       Apa yang pengertian instrumen non test ?
b.      Apa jenis-jenis dari instrumen non test ?
c.       Bagaimana contoh pengambilan instrumen non test  ?
C.     Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas evaluasi proses dan hasil belajar matematika. Agar dapat mengetahui apa pengertian, jenis, dan pengambilan instrument non test.

      

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Instrument Non-tes
Teknik penilaian non tes berarti tehnik penilaian dengan tidak menggunakan tes. Tehnik penilaian ini umumnya untuk menilai kepribadian anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial, ucapan, riwayat hidup dan lain-lain. Yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidikan, baik secara individu maupun secara kelompok. Alat penilaian non-test, yang biasanya menyertai atau inheren dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat banyak macamnya. Di antaranya bisa disebutkan adalah angket (kuesioner), observasi, wawancara, sosiometri, checklist, concept map, portfolio, student journal, pertanyaan-pertanyaan, dan sebagainya. Keberhasilan siswa dalam proses belajar-mengajar tidak dapat diukur dengan alat tes. Sebab masih banyak aspek-aspek kemampuan siswa yang sulit diukur secara kuantitatif dan mencakup objektifitas misalnya aspek efektif psikomotor. http://p4mriunismuh.wordpress.com/2011/08/16/instrument-non-tes-1/

B.     Jenis-jenis  Instrument Non-tes
LEMBAR PEDOMAN OBSERVASI
Hari/Tanggal            : ……
Tempat/lokasi         : ……
Waktu                        : ……

No
Objek yang Diamati
Skor
Keterangan
1
2
3
4
1.
lebih aktif bertanya di dalam kelas





2.
lebih cepat dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru





3.
lebih mudah memahami materi yang di berikan guru





4.
lebih cepat merespon pertanyaan dari guru





5.
Nilai-nilainya selalu bagus






Keterangan :
Skor 4 : Jika lebih ≥ 85 % siswa yang ikut bimbingan belajar memenuhi
Skor 3 : Jika 50% ≤ X < 85% siswa yang ikut bimbingan belajar memenuhi
Skor 2 : jika  25 %  ≤ X <50% siswa yang ikut bimbingan belajar memenuhi
Skor 1 : Jika < 25 % siswa yang ikut bimbingan belajar memenuhi

2.      Wawancara
CONTOH LEMBAR WAWANCARA
No
Pertanyaan
Uraian / Jawaban
Kesimpulan
1.
Apakah anda sering merasa belajar di kelas kurang efektif?


2.
Apakah anda merasa perlu untuk belajar di luar sekolah?


3.
Anda lebih memilih bimbel atau privat?


4.
Apakah anda merasa tidak bisa mengikuti pelajaran di sekolah tanpa bimbel?


5.
Apakah anda dapat merasakan pengaruhnya terhadap prestasi belajar anda?



6
Bagaimana nilai-nilai anda ketika di sekolah?


7
Bagaimana menurut anda Jika sekolah mengadakan bimbel untuk murid-muridnya?


8
Menurut anda, perlukah semua teman anda mengikuti bimbel?




3. CONTOH LEMBAR ANGKET DALAM BENTUK SKALA LIKERT

Contoh
Angket siswa tentang bimbingan belajar
Nama:
Kelas:
Petunjuk :
·         Pada angket ini terdapat 5 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan dalam kaitannya dengan materi pembelajaran yang baru selesai kamu pelajari, dan tentukan kebenaranya.
·         Berilah tanda (√) pada jawaban yang sesuai dengan pilihanmu.
·         Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah dan tentukan kebenarannya. Jawabanmu jangan dipengaruhi oleh jawaban terhadap pernyataan lain.
·         Catat responmu pada lembar jawaban yang tersedia.
Keterangan pilihan jawaban :
1.       Sangat tidak setuju
2.       Tidak setuju
3.       Ragu-ragu
4.       Setuju
5.       Sangat setuju

No.
Pertanyaan
Pilihan Jawaban

1
2
3
4
5

1.
Saya merasa belajar di kelas kurang efektif karena banyaknya siswa






2.
Saya lebih aktif di kelas setelah sebelumnya mendapat materi di bimbel






3.
Saya berpendapat bahwa bimbel dapat membantu meningkatkan prestasi saya






4.
Nilai-nilai saya nak setelah mengikuti bimbel






5.
Saya ingin sekolah juga mengadakan bimbel bagi murid-muridnya







4. Sosiometri
Untuk mendapatkan materi di dalam sosiometri, biasanya dipergunakan angket sosiometri dan hasil dari kuesioner ini diolah lebih lanjut sehingga menghasilkan sosiometri itu. Angket tersebut dapat berbentuk sebagai berikut :
1.      Bentuk pertama
Tanggal : ...........................
Nama : ..............................
Kriterium : ........................
Yang disukai : Yang tidak disukai :
1. ............................................. 1. ............................................
2. ............................................. 2. ............................................
3. ............................................. 3. ............................................
2.      Bentuk kedua.
A. Siapakah diantara teman-temanmu yang kamu pilih sebagai teman belajar ?
1. ............................................alasan ...............................................  
2. ............................................alasan ...............................................
3. ............................................alasan ...............................................
B. Siapakah diantara teman-temanmu yang tidak kamu sukai untuk belajar bersama ?
1. ............................................alasan ...............................................
2. ............................................alasan ...............................................
3. ............................................alasan ...............................................

Dengan melihat angket sosiometri, kita dapat mengetahui macam/ bentuk dalam
menentukan hubungan sosial :
1.      Pemilihan sebagai arah yang positif.
2.      Pemilihan sebagai arah yang negatif.
Angket sosiometri yang telah diisi oleh murid dikumpulkan serta dianalisis serta di sajikan dengan cara-cara tertentu. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan untuk membaca. Siapa murid yang paling disenangi dan murid yang paling tidak disenangi oleh teman-teman sekelas.
Ada beberapa cara untuk penyajian data hasil angket sosiometri . Cara yang pada umunya dilakukan  adalah menggunakan peta sosiometri dan sosiogram.
       Untuk lebih memperjelas uraian tersebut diatas, dibawah ini disajikan contoh pembutan peta sosiometri dan sosiogram. Misalnya, kelimpok terdiri dari sepuluh murid. Dengan menggunakan angket sossiometri untuk memilih dua orang teman yang paling disenangi, diperolae hasil sebagai berikut:
A         memilih           B dan C
B         memilih           C dan E
C         memilih           E dan F
E          memilih           F dan H
F          memilih           C dan E
G         memilih           A dan E
H         memilih           G dan I
I           memilih           H dan J
J           memilih           H dan I
       Hasil angket sosiometri  kesepuluh orang murid tersebut apabila disajikan seperti diatas, maka guru sulit dan lama menentukan siapa murid yang paling banyak dipilih, siap yang paling tidak populer, dan siapa yang terisolasi dari teman-temannya. Untuk memudahkan guru mengenali siapa yang paling banyak dipilih, tidak disenangi, terisolir dsb, data tersebut dapat disjikan dalam bentuk peta sosiometri seerti di bawah ini.

Bagan 4
Peta Sosiometri
Murid
A
B
C
D
E
F
G
H
Jumlah
A
-
X
x





2
B

-
x

x



2
C


-

x
x


2
D



-
x

x

2
E




-
x
x

2
F




x
-

x
2
G



x
x

-

2
H




-
x

x
2
Jumlah

1
2
1
5
3
2
2
16
                                                                                                    
       Dengan peta sosiometri diatas secara mudah dan cepat dapat dikenali siapa murid yang paling banyak dipilih, siapa yang paling populer, dan siapa yang terisolasi. Akan tetapi akan sukar juga untuk  mengenali siapa murig yang saling memilih, kecerendungan terbentuknya anak kelompok, dsb. Oleh sebab itu, dari bagan sosiometri dapat dibuat bentuk penyajian data sosiometri yang lebih baik, yaitu dengan membuat sosiogram.Dengan sosiogram akan dilihat dengan mudah mengenai:
(1)   Status hubungan masing-masing murid (dipilih atau ditolak).
(2)   Besarnya jumlah pemilih untuk setiap murid.
(3)   Arah pilihan dari dan terhada murid tertentu.
(4)   Kualitas arah pilihan.
(5)   Intensitas pilihan.
(6)   Ada tidaknya pusat pilihan.
(7)   Ada tidaknya isolasi, yaitu murid yang tidak dipilih oleh teman-temannya.
(8)   Kecerendungan terbentuknya kelompok.
5.FGD
 FGD merupakan proses pengumpulan informasi bukan melalui wawancara, bukan perorangan, dan bukan diskusi bebas tanpa topik spesifik. Metode FGD termasuk metode kualitatif. Seperti metode kualitatif lainnya (direct observationindepth interview, dsb) FGD berupaya menjawab jenis-jenis pertanyaan how-and why, bukan jenis-jenis pertanyaan what-and-how-many yang khas untuk metode kuantitatif (survei, dsb). FGD dan metode kualitatif lainnya sebenarnya lebih sesuai dibandingkan metode kuantitatif untuk suatu studi yang bertujuan “to generate theories and explanations” (Morgan and Kruger, 1993)

B. Tahapan Pelaksanaan
` Menurut Safira (2010:4) focus group discussion memiliki langkah-langkah:
1.  Langkah Persiapan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi di antaranya:
Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun tujuan khusus
Missal untuk topic pengaruh bimbel terhadap prestasi, maka tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui sejauh mana siswa merasakan dampak dari bimbingan belajar.
Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
Menetapkan masalah yang akan dibahas, missal: masalah yang akan dibahas dalam FGD kali ini adalah siswa yang mengikuti bimbingan belajar lebih berprestasi dibandingkan yang tidak.
Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala fasilitasnya, petugas - petugas diskusi seperti moderator, notulis, dan tim perumus, manakala diperlukan
2. Pelaksanaan Diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi adalah :
Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhi kelancaran diskusi
Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan - aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan
Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah memerhatikan suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, misalnya tidak tegang, tidak saling menyudutkan, dan lain sebagainya
Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide - idenya
Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas. Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya arah pembahasan menjadi melebar dan tidak fokus
3. Menutup Diskusi
   Akhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi hendaklah dilakuan hal - hal sebagai berikut :
Membuat pokok - pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi
Mereview jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.




DAFTAR PUSTAKA