Selasa, 29 April 2014

pertumbuhan cinta

hampir sama seperti makhluk hidup, ia akan terus tumbuh dan berkembang,
dan bisa mati,
maka jangan salah, jika menganggap hati tidak bisa menumbuhkan cinta lain selain cinta yang telah dimiliki. bisa, tentu saja.
mungkin, bisa jadi, walaupun tidak bisa diteliti keakuratannya, hal inilah penyebab pasangan selingkuh dan memiiki lebih dari satu cinta di hatinya, (dalam konteks ke lawan jenis, bukan keluarga atau sahabat)
mereka yang membuat cinta terus tumbuh dalam hatinya, disadari atau tidak. mereka yang memberikan hormon pertumbuhan berupa interaksi yang berlebih. ya, itulah yang membuat cinta tumbuh.
salahkah menumbuhkan cinta?
ah, mungkin saja tidak. toh cinta itu anugrah, mengapa harus salah bila menumbuhkannya? hanya saja, perhatikan waktu dan cara pengekspresian cinta ketia ia telah tumbuh,
ah, tapi saya tau apa tentang cinta. hanya sekelumit. itu pun belum tentu benar adanya.
colek sana, colek sini dari pengalaman orang,
tapi, ya sudahlah,
intinya, menumbuhkan cinta taklah sulit, karena itu harus hati2, jika salh sediit saja, cinta akan membuatmu merana

Senin, 28 April 2014

sajak anakku


andai saja kata2 ini bisa terucap untuk mereka..
hanya saja kalian terlalu kecil anakku
duhai cinta, mengapa engkau menghampiri mereka dengan cara yang salah..
lantas cinta menjawab, “bukan aku yang salah, mereka yang salah memahamiku, bahkan mereka pun belum tentu memahamiku.”
ya kau benar, cinta berlaku untuk setiap orang asal kau paham anakku, bukan hanya untuk lawan jenis, yang jelas sekali belum pantas untuk kau alami. ah, tapi akupun tak tau, aku sendiri pun tak memahami akan hakekat cinta, 
bisa saja kau lebih paham dari aku.
tapi itu sama sekali tak membenarkan tindakanmu untuk menjalin hubungan pacaran dengan temanmu. 
belum, belum saatnya anakku. 
bersabarlah, kau masih dalam masa kanak-kanakmu sekarang, yang seharusnya menikmati keceriaan, bukannya kegalauan.
duhai anakku, sungguh banyak hal yang lebih berguna untuk kau lakukan daripada pacaran. 
masa sd mu adalah masa terindah, namun tentunya jika kau lewati masa itu dengan sewajarnya.
sungguh sayang jika kau mengakselerasi hidupmu. menghilangkan masa-masa yang justru menggembirakan.
sungguh sayang,
kau belum mengerti, aku pun juga begitu. 
ada saatnya kita akan mengerti akan hal ini. dan itu bukan sekarang,
berlakulah sewajarnya menurut umurmu anakku

Minggu, 27 April 2014

ababil

duh,, nak nak..
saya speechless. betul betul tak sanggup berkata. bahkan untuk menyuruhnya fokus pun tak kuasa.
ini ni, yang saya benci ketika anak smp sudah pacaran. jujur saja -maaf- lebai. gak ingat waktu.
saya gak masalah, sebenarya gak sama sekali. toh gak ganggu hidup sayakan? tapi, akan menjadi mesalah ketika pacaran malah mengganggu konsentrasi saat ujian.
anak itu pintar. saya senang mengajarnya. nyambung kalau saya jelaskan. tapi semua berubah saat cowok itu menyerang -_-. setiap satu soal dikerjakan, berhenti, lalu melihat sms. setiap detik mungkin hpnya bunyi. apalagi jika bersama temannya, behh,
hati saya menggondok. saya memikirkan anak itu, bagaimana nanti ujian? apa yang mau diisi kalau rumus limas sama kerucut saja tertukar. padahal sayang sekali, dia itu pintar. tapi krang konsentrasi karena masalah itu.
hih, jelas sekali, pacaran buat anak smp itu sangat tidak baik. apalagi mereka yang akan ujian. kasian, bener dah,
ditambah lagi saya tak sanggup memberi masukan. saya bingung mulai dari mana, mungkin jika menasihati lebih awal, akan lebih baik. tapi, saya terlambat tau. lagian, si anak lagi kasmaran2nya sekarang, memang bisa masuk nasihat saya? hem, mungkin tidak.
dan lagi, teman se-gank anak itu sama. ah, memang teman sangat berpengaruh, apalagi di masa labil seperti itu.
akhirnya, saya menumpahkan kekesalan kepada 3 murid yang masih terhitung kerabat saya. jelas, mereka manyun, lantas bertanya “nga ni kenapa sih?” dan saya jawab dengan ngomel, “makanya, kalau mau ujian, jangan pacaran,” dan mereka serentak menjawab “mana ada nga,”
mungkin, kalau anak itu adik saya, sudah saya omelin kali.

Sabtu, 26 April 2014

tradisi kartini

sempat berbincang dengan pak eko, salah satu karyawan di smansa terkait lomba di hari kartini.
wk wk, lucu juga, pak eko terdengar risih sekali dengan adanya lomba2 seperti itu. bukannya mendidik, tapi hanya seperti ajang2 yang sia-sia, begitu kata beliau.
benar juga, mungkin sudah mentradisi, acara-acara seperti itu dilakukan di even2 peringatan hari kartini. mungkin tidak sepenuhnya salah, hanya saja, kalau dipikir-pikir, memang gak memiliki manfaat jangka panjang.
kemudian kostum yang digunakan. bisa saja niat si pemakai jadi melenceng, bukan lagi untuk melestarikan budaya, malah jadi ajang pamer. sampai rela menyewa baju hingga beratus2 ribu. tuh, kan jadi pemborosa, belum lagi salon, sepatu, dan lain2.
sekedar refreshing mungkin gak masalah. tapi, bukankah jika ada yang lebih bermanfaat, mengapa tidak?
peringatan hari kartini tak sekedar bisa berpakaian kebaya, berlenggak-lenggok di panggung dan menjawab pertanyaan2. nah, mungkin akan jadi lebih bermanfaat bagi orang banyak jika peringatan itu berbentuk bakti sosial, pengadaan seminar2, atau kajian ilmu. atau lomba2 seperti mencipta puisi, cerpen, tulisan motivasi, lomba prakarya, yang hasilnya bisa di jual, trus di sumbangin uangnya.
mugnkin saatnya mengubah tradisi yang telah ada bertahun2 lalu. toh, bu kartini mungkin juga gak mau tuh generasi wanita yang cantik, pintar, namun hanya sebatas di panggung saja. ya, itu sih bukan habis gelap terbitlah terang, malah habis gelap, jadi tambah gulita :p

si sitiqomah



aku iri pada mereka 

jilbab, ilmu, cara mereka memperlakukan teman, cara berinteraksi dengan lawan jenis.

apa aku bisa masuk ke lingkaran itu?

"na, daftar yuk,"

"lo liat dah gue kayak gini, emang bisa keterima?"

"coba aja dulu,"

akhirnya aku, dan lisa mendaftar untuk menjadi pengurus rohis sekolah. sama sekali tidak pernah terlintas di benakku untuk memasuki dunia ini.

"nah, nanti madrasahnya naik jadi halaqoh ya," kata kak muri.

"naik kak? harus ya?" aku bertanya ragu.

"iya, karena, penting bagi kader untuk menambah ilmu melalui halaqoh rutin,"

aku termagu, bukan karena aku tidak mau naik tingkat, hanya saja, apa aku pantas disebut kader?

*

aku bergabung dengan mereka, yang sering di sebut akhwat. aku berubah, walau masih dalam tahap sederhana, kini jilbabku lebih lebar, pergaulanku lebih dijaga.

waktu berlalu cepat. entah kapan itu terjadi, aku tak pernah menyadarinya, aku mulai merasa nyaman berada di lingkungan ini.

dan aku juga tidak menyadari jika beberapa akhwat telah berubah. jilbab mereka tak lagi selebar dulu, lebih modis. namun tak lagi menampakkan keanggunan seorang wanita.

suatu waktu, aku menceritakan hal itu pada MR.

"kak, kok mereka cepat berubah?" tanyaku mengakhiri cerita.

kak muri menghela nafas panjang.

"luna, begitulah hati manusia. bolak-balik, keimanan kita juga, naik turun. nah, karena itu, jangan menghina orang yang saat ini belumlah seperti akhwat, dan jangan pula terlalu memuji yang sudah akhwat, sampai merendahkan yang lain, bisa jadi, orang yang kita hina itu, nantinya jauh lebih baik.
karena Allah membolak-balikan hati kita, jadi, berdo’alah agar selalu dibalikkan untuk ta’at padaNya,"

aku merenung, apa itu yang sekarang terjadi padaku? hatiku sedang dibalikkan untuk ta’at padaNya, tapi, apakah suatu saat nanti, hati ini dapat berbalik?

"berubah itu mudah lun. memulai untuk berjilbab lebar, menjaga pandangan, interaksi, tidaklah sesulit menjaganya. mempertahankan perubahan yang baik, sering kita sebut dengan istiqomah," lanjut kak muri.

aku mulai sedikit memahami. tapi, sungguh disayangkan. mereka yang dulunya menjadi inspirasi buatku, kini menjadi sosok yang seakan asing. padahal, dulu mereka terlihat anggun sekali menggunakan jilbab lebar itu.

pernah kuberjalan dengan salah satu dari mereka, yang kini telah berubah. jilbabnya agak kecilan. ragu aku membahas hal ini. jadi aku diam saja, dan lebih mendengarkan ia bercerita.

"aku berubah ya lun? ah entah sejak kapan, akupun tak menyadari hal itu. aku udah nggak kayak dulu," tiba-tiba, ia menyinggung hal ini

aku hanya terdiam, takut akan menyinggung jika berkata-kata.

"istiqomah itu berat ya lun," lanjutnya dengan mata menerawang. 

aduhai istiqomah, mengapa engkau tak menghampiri teman-temanku?

Jumat, 25 April 2014

analogi cinta

berbicara konteks cinta remaja,
berkaca dari pengalaman teman, tentang bagaimana cinta itu dapat digambarkan membuat saya mempunyai beberapa analogi.
seperti kyubi, ia akan menjadi kekuatan bagi orang yang bisa mengendalikan, namun sangat berbahaya jika sebaliknya, banyak nyawa akan melayang.
seperti kerupuk, pabila belum saatnya dimakan, janganlah dibiarkan berada diluar, maka rasanya tidak akan serenyah sebelumnya,
ah, tapi anak ingusan macam saya tau apa perihal cinta?
namun, walau saya tidak tau perihalnya, diri ini tetap menjaga, agar cinta tidaklah jatuh pada jurang hitam, yang membuat semua menjadi buta.

sulitnya kurikulum 2013

ada untungnya juga nungguin pak nur sampai 2 jam di smansa ;)
saya hanya duduk saja sama teman saya di hall, lama juga gak duduk di sana. memang, setahun terakhir sudah tidak pernah lagi berkunjung ke smansa.
tak lama, duduk bu y, basa basi saya mulai menanyakan kabar, ya membuka pembicaraan, lalu masuklah kami ke pembahasan mengenai kurikulum dan siswaa2 smansa sekarang.
ah, ternyata, baru 3 mapel yang menerapkan kurikulum tersebut, yaitu bind, sejarah dan matematika. dan saya pun dibuat tercengang oleh pernyataan bu y.
guru2 juga pada menjerit dengan adanya kurikulum baru ini, penilaian jauh lebih rumit, lalu beliau memperlihatkan kertas peniaian yang memang sangat rumit.„ entah saya pun tak begitu mengerti dengan isi kertas itu,
belum lagi cara mengajar yang berbeda dengan cara biasa, harus inilah, itulah, yang mungkin belum tentu juga ngefek pada pemahaman siswa..
ditambah penjurusan yang kini lebih awal, yaitu di awal kelas 1, padahal, jika dianalisis, itu malah merugikan si siswa, karena mereka belum tau pasti bakatnya di mana, dan belum tau juga bagaimana materi2 yang akan mereka hadapi ketika di jurusan masing2..
kebanyakan mungkin hanya akan menjadi robot orang tua. menyuruh memilih ipa karena lebih mudah masuk ke universitas walau ujung2nya juga ke stan, ekonomi, yah katakanlah batu loncatan saja. padahal belum tentu sang anak dapat dengan mudah memahami materi yang ada di ipa, bisa saja mereka lebih kerasan di ips, tapi, namanya juga robot kan.. ya, apa perintah di turut saja.
akhirnya mental dan prestasi siswa semakin jeblok, karena bersaing dengan yang bukan saingan mereka.. ck ck..
entah apa yang terjadi ketika kami nanti yang berada di posisi guru —”

Sabtu, 19 April 2014

karena istiqomah itu..

tidaklah sulit untuk bermatamorfosis. yang dibutuhkan adalah keberanian untuk memulainya,
karena bagian yang tersulit adalah, bertahan.
terlalu banyak batu sandungan yang ada di dunia ini. banyak. dari segala aspek. mereka datang dan menyandng kaki kita di saat akan maju.
tapi, di situlah ujian yang sesungguhnya.
jika saja, proses perubahan menjadi lebih baik itu tidak dapat dipertahan kan, maka, jangan heran jika ia akan jatuh, dan mulai dari 0 lagi.
namun, proses pertahanan itu, walau sulit, akan membuat meramorfosis yang sangat indah.
terkadang, ujian dalam proses mempertahankan perubahan itu, tidak hanya datang dari yang menyusahkan, tapi juga yang menyenangkan.
disebuah film, diceritakan, ada seekor monyet yang sedang memanjat pohon. hingga datanglah suatu angin kencang yang menhantamnya. namun ia tak jauh. ia semakin kuat memegang batang pohon itu. lalu, datang angin sepoi-sepoi, yang perlahan menghampiri ubun-ubunnya, seakan membelai dan membuat sang monyet terlena beberapa saat. lalu apa yang terjadi. tangannya terlepas, hanya dalam hitungan detik, dan monyet itupu jatuh
ya, seperti itulah. terkadang, ujian yang sulit itu yang membuat kita semakin kuat, namun, malah ujian yang enak yang membuat kita lemah.
proses pertahanan yang kita bicarakan ini, biasa di sebut istiqomah.
dan proses itu sungguh, berat..

Jumat, 18 April 2014

cinta klasik


cerita cinta klasik, bukanlah cerita romeo dan juliet, bukan layla majnun, bukan cerita2 dinovelnya tere liye..
bukan..
itu semua fiksi. tidak nyata.
tapi, ada sebuah kisah klasik, yang benar2 nyata dan terjadi di zaman dulu kala.
ketika itu, sudah biasa, -mungkin juga saat ini biasa saja- ketika ada keluarga jauh, yang menginap dan dipelihara oleh keluarganya.
ada sebuah keluarga, yang mempunyai seorang anak cewek, mereka merawat seorang anak cowok yang usianya 3 atau 4 tahun lebih tua dari si cewek.
waktu berlalu, dan cowok itu tumbuh menjadi lelaki gagah, tampan dan sangat cerdas. begitu pula si cewek, tumbuh menjadi wanita yang cantik dan sangat cerdas. kita tak pernah tau, kapan tepatnya mereka saling jatuh cinta, sang lelaki mencintai sang wanita, begitu pula sebaliknya. kita tak tau, dan tak ada riwayat yang menerangkannya. yang jelas, mereka saling jatuh cinta, namun, tak ada satu katapun terucap untuk mengungkapkannya.
dan ketika sang wanita sudah mencukupi untuk dinikahkan, maka, berdatanganlah orang2 hebat yang datang melamarnya, namun, belum ada yang mampu mengambil hati sang wanita.
sang lelaki pun begitu, berulangkali ia dijodohkan dengan wanita2 namun yang kunjung bergerak hatinya untuk datang melamar.
lalu, apa yang terjadi ketika mereka tak kunjung menyatakan rasa? bukankah malah mereka tak akan bisa bersatu?
tidak! tidak ketika sang pemilik kuasa, Allah SWT turun langsung, memerintahkan agar sang lelaki melamar sang wanita.  
dan apa yang terjadi berikutnya?
mereka menikah, dengan perasaan suci yang tidak pernah terungkapkan sebelumnya. mereka hidup dengan bersahaja. bahkan tangan sang wanita sampai lecet karena harus membantu sang lelaki bekerja. 
pernikahan bersahaja penuh berkah, dilandasi cinta suci tak bernoda.
dan sang lelaki tak pernah mencoba untuk berpoligami, meski saat itu banyak yang melakukannya.
siapakah mereka?
ya, Ali bin Abi Thalib r.a dan Fatimah r.a 
#KISAH_CINTA_KLASIK_YANG_ SUNGGUH_TERJADI.

pohon kelapa

menjadi seekor burung, bisa terbang jauh, hingga menyebrangi pulau2, melihat keindahannya, mungkin akan sangat menarik.
menjadi seekor penyu, yang bisa berenang jauh menyebrangi samudra2, melihat keindahan lautan di sana, mungkin jauh lebih menarik.
menjadi pohon kelapa, yang hanya bisa terdiam di tempatnya tertanam, tanpa bisa melihat keindahan dunia, keindahan pulau seberang, samudra nan luas, mungkin membsankan.
 tapi lihatlah, apa yang ia hasilkan selama berdiam di tempat itu? buah2 kelapa yang jatuh, hanyut ke pulau2 lain, ke negara2 lain, terus tumbuh dan menghasilkan buah lagi,  dan memberi kemanfaatan kepada makhluk di sekitarnya.

Kamis, 17 April 2014

my father is a tinker bell :p


tapi bukannya seorang peri. bapak hanya manusia biasa. mengapa saya menyebut beliau begitu? karena tangan-tangan beliau sangat terampil dalam memperbaiki sesuatu. sebut saja charger ken, pernah rusak saat kakak menggunakannya unuk mencharger laptopnya, wajar saja, kan itu charger milik notebook. kata bapak dalamnya ada yg putus. eh, beberapa hari kemudian, charger tersebut sudah kembali seperti semula.
sekarang, karena pengaruh umur, dan juga pekerjaan yang seringkali menumpuk, beliau sudah jarang mengutak-atik dan membuat perkakas dapur.
dulu, lemari dapur, meja belajar,meja untuk prasmanan, semua di buat oleh tangan terampil bapak. trus ada juga kereta untuk membawa es yang saya jual, beliau yang membuatnya.
jadi kangan heran, kalau di rumah ini, ada segala macam peralatan tukang, mulai dari solder, obeng, pokoknya hal2 sejenis itu ada.
bapak juga bisa memperbaiki alat2 elektronik, jika rusaknya tidak terlalu parah. beliau tau apa yang kurang dari benda tersebut dan menyebabkannya rusak. jadi, kalau ada kerabat yang tv, radio, sound systemnya rusak, biasanya bilang ke bapak dulu, nanya apanya yang rusak.
sebenarnya biasa saja jikalau bapak menang bergelut di dunia itu, atau pernah sekolah stm, tapi, bapak kan guru sd, sekolah spg pula, agak heran dari mana beliau mengetahui semua ini, saya belum nanya juga sih. pernah suatu hari, kerabat dari suami kakak berseloroh, “bapak kamu ini sebenanrnya kerja apa sih? kok bisa membetulkan sound segala?” ha ha, ya, its my tinker bell :>
selain itu, bapak juga suka tu memperbaiki plastik2, seperti ember, baskom, teko yang pecah, jadi beliau punya segala macam lem, ada yang campuran hitam putih, lem fox, lem gila, lem kertas, sampai lem tempak pun punya.
saking sukanya mengutak-atik, terkadang bapak membeli barang yang aagak ajaib. ada satu set obeng dengan 32 mata yang berbeda, lucu sekali bentuk tempat dari obeng itu, trus alam penajam pisau, sejenis pengelas gitu, yang bisa mengeluarkan percikan api. pernah ibu sampai marah karena bapak hanya menggunakan kacamata biasa saat memakainya„ ck ck,
begitulah, bisa jadi itu bakat yang diwariskan, karena, abgnya bapak juga kerjaannya merenovasi.
my father, my tinker bell :>

my inspiring mother

saya belum bisa habis berpikir, bagaimana bisa beliau mengerjakan semua itu ketika saya tidak di rumah. memasak, mencuci, menyapu, pun masih sempat membuat kue kalau libur.
padahal capek loh, saya pernah beberapa kali ketika libur dan ibu pergi, lalu mengerjakn semua itu sendiri, capek.
dari pengalaman masa lalu beliau yang pahit, saya sering mendapatkan wejangan.
waktu saya baru memasuki usia remaja, beliau sering blang hal horor seperti ini
"bukan ziza kan yg menggenggam nyawa ibu dan bapak? kalau sewaktu2, tiba ibu dan bapak gak ada gimana? biasa ziza hidup kalau nggak bisa kerja?"
dari situlah ibu mulai mendidik kami, untuk bisa hidup walau tanpa mereka. bisa masak, bisa mencuci, beresin rumah, kerja rapi, bersih dan cari uang.
kemudian ketika mulai beranjak dewasa, nasihatnya beda lagi, gini nih “kalau gak belajar masak, gimana nanti udah nikah? iya kalau mertuanya gak neko2. kalu suaminya gak aneh2, kalau punya uang, kalau nggak?”
dan mulailah kami belajar asak dengan lebih giat lagi.
begitulah cara ibu mendidik kami, bukan menyiksa, bukannya tidak sayang, tapi, justru karena sayang itulah beliau memberi kami didikan seperti itu.
beliau wanita yang kuat, dan saya mungkin tak bisa sekuat beliau menghadapi semua kisah hidup yang demikian dramatis.
saya terinpirasi dari cara mengajar anak2 di sekolah, membuat mereka yang nakalnya minta ampun, kini menjadi anak yang baik dan penurut. mereka tidak takut pada ibu, mereka sayang sekali padanya, saya bisa lihat dari sikap mereka.
jika ada yang berbuat salah, ibu tidak marah, beliau lebih suka menyindir dan membuat si pelaku sadar dengan sendirinya.
beliau tidak melarang, beliau malah sering menganjurkan, bahkan untuk hal2 yang harusnya beliau larang, prinsipnya begini, anak akan semakin penasaran ketika di larang,
pernah suatu hari, ada muridnya yang berkelahi, bukannya melerai, ibu malah memberikan sapu sebagai senjata buat mereka,
kalau ada yang tidak mengerjakan PR, ibu malah bilang begini “bagus deh, jadi murid ibu berkurang kelas 6 nanti “
ibu juga gak suka orang yang mengeluh, kalau ada muridnya yang mengeluh karena banyak tugas, beliau lebih suka bilang gini “mau gak banyak tugas, ya gak usah sekolah,”
betul juga, dan ibu pun sering bialng itu ke saya.
saya suka prinsip ibu tentang mengajar, beliau bilang, ibu mengajar, dengan sangat baik, tidak pernah membolos, mengajar dengan sungguh2, itu karena ibu bersyukur pada Tuhan atas apa yang telah Dia berikan ke ibu, tak perlu ibu membawa cangkul ke kebun, ke sawah, pakaian ibu rapi, wangi, sepatu ibu besih, jadi, ibu hanya bersyukur saja, makanya ibu mengajar dengan sebaik2nya..
ya, masih banyak, sangat banyak hal yg ingin teruangkap namun tak bisa terungkapkan.
ibu, my best inspiring mother

Rabu, 16 April 2014

politik, oh politik


dunia itu kian menampakkan durinya. yang tidak hati2, maka bersiaplah untuk tertusuk,
yang tidak siap, maka bersiaplah keluar dari dunia itu dengan penuh luka dan lebam.
sebuah pertanyaan kemudian timbul. begitu kejamkah dunia politik itu?
kini semua topeng hampir terbuka. ya, kebanyakan mereka yang berada di dunia itu memiliki topeng. dan akan gencar memakai topengnya ketika pesta demokrasi telah tiba.
tidak jelas apakah orang yang kini telah menampakkan wajah aslinya itu dulu memakai topeng atau tidak, melakukan semua dengan ikhlas atau tidak, namun, yang pasti adalah kini ia telah menunjukkan siapa dia sebenarnya.
mungkin, dunia itu juga membantu, membukakan topeng para penipu agar diketahui khalayak ramai.
tapi, dunia itu juga bisa menipu.
kini, krisis kepercayaan itu kian menjadi. lalu bagaimana nasib bangsa ini? melihat pesta yang kacau dan diwarnai begitu banyak kecurangan, maka tak heran jika ke depannya akan banyak yang menjadi golongan putih alias golput.
melihat orang yang -mungkin- banyak diagung2kan orang, kini menjadi orang yang seakan ‘lupa pada kulitnya’, kekecewaan pasti ada, well, tentunya kekecewaan itu bukan milik saya, karena saya netral saja.
dan apa yang membuat dia menampakkan wajah aslinya? ya, dunia itu. yang sering kita sebut dengan dunia politik.
dunia yang berisi keserakahan, penipuan, namun juga bisa berisi keberkahan dan kebaikan. ya, tergantung penghuninya masing2.
jika saja menyadari bahwa dunia itu bukanlah untuk kepentingan pribadi, tapi sebagai sarana untuk memperbaiki bangsa ini, maka, bisa saja tidak sekacau sekarang keadaannya,
tapi, begitulah, dunia politik itu cukup sulit untuk dimengerti orang awam seperti saya, maklumlah masih anak2 :D
-sekian-

Selasa, 15 April 2014

penjual es campur

sejujurnya saya tidak tau apakah itu es campur atau bukan, dari isinya sih jelas bukan, tapi karena bercampur ya saya namakan es campur :p
ditengah terik matahari, yang lagi semangat2nya memanas-manasi manusia di bumi, seorang bapak sekitar 60 tahunan berjalan perlahan dengan gerobaknya.
kemudian ia berhenti. sambil memasukkan beraneka makanan ke dalam kantong es, ia berbincang dengan saya.
"kuliah di mana?"
"untan pak"
semester berapa?"
"baru semester empat pak,"
bapak itu berhenti bertanya,
"asalnya dari mana pak?" sebenarnya saya sudah bisa mengira, tampak jelas dari logat si bapak ketika berbicara.
"dari jawa saya,"
kemudian mengalir cerita tentang anak2nya di sana. beliau mempunyai empat anak, yang 3 sudah bekerja, dan yang bungsu sekarang kuliah di UPI, wow, takjub juga saya ketika mendengarnya.
well mungkin ini cerita biasa, sudah sering di dengar dan diberitakan, tapi, kali ini saya mendengar langsung, dan mendapatkan pelajaran, pertama, perjuangan orang tua yang rela merantau ke negeri orang hanya demi menyekolahkan anaknya. bekerja dengan sussah payah, mendorong gerobak, ditengah teriknya hari, ya, sungguh terlalu jika seandainya sang anak tidak berterimakasih kepada beliau.
kedua, keberhasilan itu di mulai dari bawah, kata bapak itu. bersakit2 dulu saja, baru nanti dapat senangnya.
kemudian, betapa kerasnya perjuangan bapak itu dan anak-anaknya, sang bapak berjualan di sini, sang anak juga berjualan sambil kuliah, lihatkan, orang yang mungkin keadaannya tidak semendukung yang kita alami bisa berusaha untuk berhasil, lalu, kenapa kita yang Alhamdulillah diberikan kecukupan oleh Allah SWT masih saja mengeluh dan bermalas2san?


iman vs nilai

berat sekali kalimat ini, "jangan korbankan iman demi nilai"
ditengah tekanan batin yang diderita para pelajar yang sedang berperang saat ini, kalimat itu seakan menjadi penyandung. dilema kian terasa ketika nilai menjadi satu2nya tujuan.
apa yang salah? mengapa begitu banyak tekanan ketika detik2 terakhir meninggalkan bangku sekolah?
entah,, apa yang salah di sini.
yang jelas, selaku guru, mungkin seharunya tidak menekan siswa dengan nilai. toh, dulu waktu kuliah juga belajar tentang teroi2 pembelajaran kan? dan kayaknya juga nggak menekankan atas perolehan hasil, tapi lebih kepada proses.
nah proses. ini yang terkadang hanya menjadi formalitas saja.
maka, jangan heran ketika banyak sekali siswa yang curang saat ujian. karena apa? hasil jauh lebih penting dari proses. itu yang terpatri dalam pikiran mereka.
dan parahnya lagi, soal ujian semakin tinggi tarafnya, namun tidak di sesuaikan dengan proses pembelajaran. dan jangan salahkan siswa jika mereka mencontek.
mereka hanya korban, korban dari sistem yang tidak benar.
doktrin2 yang tertanam di kepala mereka sebenarnya salah. menekankan hasil daripada proses. ketika nilainya jelek, di marahi. padahal banyak faktor yang membuat itu terjadi. bisa jadi, ia jauh lebih paham dari pada temannya yang mendapat nilai bagus. hanya saja, saat ujian mungkin kondisinya kurang fit, atau faktor2 lain.
mungkin memang, kalimat 'jangan korbankan iman demi nilai' terlalu sulit. bahkan dilema. membuat air mata mengalir. seperti makan buah simalakama.
tapi, tidak akan menjadi sulit ketika mereka ditanamkan sebuah pikiran bahwa yang terpenting adalah proses mendapatkan ilmu itu. ujian hanyalah untuk menguji. sejauh mana kemampuan mereka dalam menangkap pelajaran yang telah di pelajari. dan memang, ketika di telaah lebih dalam, ujian itu sebenarnya untuk menguji proses, bukan untuk mencari nilai.
hanya bisa berharap, semoga ke depannya, akan jauh lebih baik dari ini, :)

Senin, 14 April 2014

ikhlas

tadi pagi, kemaren, berita tentang anggota DPR terus terdengar gaungnya, di fb, twitter, sudah banyak yang berkoar2 tentang mereka.
hanya melihat sih, memangnya saya bisa apa?
dari melihat itu saya bisa menganalisis, kenapa sampai beribu jiwa terganggu hanya karena tidak bisa menjadi orang yang menyalurkan aspirasi rakyat.
kalau dipikir dengan otak kekanakan saya sih, memangnya kenapa kalau tidak duduk di  DPR, kalau memang niatnya menjadi penyalur aspirasi, bukankah menjadi anggota DPR hanya salah satu jalan,? masih banyak kok jalan lain, seperti menjadi penulis (menulisnya gak mesti di buku, bisa di twitter, fb, blog, dll), penyair, penyanyi, dan masih banyak lagi. lalu kenapa sampai segitunya ingin menjadi penyalur aspirasi lewat menjadi anggota.
ohh, ternyata, dan baru saya sadari. ternyata iming-iming ketika menjadi anggota adalah diberikannya sederet fasilitas yang sangat memadai. kalau gitu, siapa yang gak mau coba? kerjanya mudah, rapat tinggal tidur saja, atau mangkir, aspirasi rakyat? masa bodo ah, toh mereka juga nggak tau.
hem, pantas. sangat pantas untuk orang-orang yang niatnya hanya untuk itu menjadi sangat depresi ketika tidak mendapat banyak suara. bayangkan saja, puluhan bahkan ratusan juta uang telah dikerok, tapi hasilnya? nihil.
begitulah, andai saja kalian bisa meniatkan benar-benar ingin menjadi penyalur aspirasi, tanpa iming-iming apapun,
andai saja kalian telah mengazzamkan bahwa kalian akan bekerja dengan sungguh2, mengemban amanah yang di berikan,
andai saja kalian tidak tergiur dengan kenikmatan dunia, dan lebih mengutamakan amalan itu untuk akhirat,
maka, mungkin tidak akan begini jadinya. tidak perlu menjadi sangat depresi.
mungkin, tidak perlu kalian mengeluarkan uang berjuta-juta untuk menarik suara, toh, jika benar2 dilakukan untuk membantu rakyat, seharusnya sudah dari dulu, jauuhh sebelum kalian mengajukan diri sebagai calon wakil rakyat, sudah dilakukan, sehingga, suara rakyat akan terhimpun dengan sendirinya untuk kalian,
intinya di sini adalah kerja ikhlas, niatkan dengan ikhlas, maka insya Allah,akan di mudahkan.
ya, jika tulisan ini menyinggung saudara2, karena ada kata2 yang cukup kasar -mungkin- saya mohon maaf,
saya hanya anak ingusan yang mencoba menjadi penyalur aspirasi kecil-kecilan, :D.


Minggu, 13 April 2014

analisis kepribadian


Tipe Pelaku Peka adalah orang-orang yang lembut, rendah hati, dan pendiam. Mereka menangani kehidupan sehari-hari dengan baik dan menyukai keleluasaan pribadi mereka. Dengan sifat optimis dan tidak banyak bicara, mereka juga adalah pendengar yang baik yang sering dicari orang dan orang lain merasa nyaman ditemani mereka. Singkatnya, tipe ini adalah yang paling mudah disukai dan paling ramah di antara semua tipe kepribadian. Toleransi dan sikap hormat kepada orang lain membuat kepribadian mereka menonjol. Mereka sangat penuh kasih sayang, murah hati, dan selalu bersedia membantu. Mereka terbuka dan tertarik pada segala hal baru atau yang tidak diketahui oleh mereka. Namun demikian, jika sistem nilai dalam diri atau perasaan keadilan mereka dilukai, tipe Pelaku Peka dapat sekonyong-konyong dan secara mengejutkan menjadi keras dan tegas.

Tipe Pelaku Peka menikmati kenyamanan kehidupan sebaik-baiknya. Mereka sangat bahagia dalam kehidupan sehari-hari. Tipe Pelaku Peka biasanya seniman berbakat atau perajin yang amat trampil. Kreativitas, imajinasi, dan terutama persepsi yang tajam hanya sedikit dari kekuatan mereka. Tipe Pelaku Peka sangat berorientasi pada kekinian; perencanaan jangka panjang dan persiapan tidak menarik bagi mereka. Mereka menghadapi hidup sebagaimana datangnya dan bereaksi dengan luwes terhadap tuntutan sehari-hari. Mereka tidak menyukai terlalu banyak rutinitas dan hal-hal yang bisa ditebak. Bakat mereka muncul ke permukaan ketika proses pekerjaan beragam dan tidak ada banyak aturan. Tipe Pelaku Peka suka bekerja sendiri; jika mereka menjadi bagian dari tim, mereka tidak terlibat dalam permainan persaingan atau kekuasaan dan lebih memilih hidup dan bekerja sama secara harmonis dan terbuka.

Tipe Pelaku Peka sangat puas dengan lingkaran pertemanan yang kecil namun akrab karena kebutuhan kontak sosial mereka tidak terlalu besar. Di sini mereka juga menghindari konflik – pertengkaran dan perselisihan menimbulkan cukup banyak ketegangan bagi mereka. Tipe Pelaku Peka biasanya sangat menyukai binatang dan sangat pandai berhadapan dengan anak kecil. Sebagai pasangan, tipe ini setia dan dapat diandalkan serta bersedia mencurahkan diri ke dalam suatu hubungan. Saling menghargai dan toleransi sangat penting bagi tipe Pelaku Peka. Kecintaan mereka terhadap kesenangan menjadikan mereka teman yang menyenangkan yang dengan mereka seseorang dapat mengalami saat-saat yang intens. Mereka suka memperlakukan pasangan mereka dengan penuh perhatian, memberi mereka hadiah-hadiah kecil, dan sangat peka terhadap kebutuhan-kebutuhan pasangannya – seringnya lebih dibanding terhadap kebutuhan mereka sendiri. Namun demikian, jika mereka bertemu orang yang salah, mereka memiliki risiko dimanfaatkan. Mereka akan mengalami kekecewaan mendalam jika itu terjadi.

http://www.ipersonic.net/id/11.html

Senin, 07 April 2014

money politik

andai saja semua bisa berpikir begitu. menolah uang yang disodorkan para caleg nakal,
tapi, urusan perut jauh lebih penting, periuk kosong perlu diisi, anak2 juga mau jajan, mau beli mainan. dan uang 200 rbu pun teramat berharga untuk disiakan.
untuk apa repot2 memikirkan negara yang tidak memikirkan kami, begitu kata mereka.
lantas ini salah siapa?
mereka tak bisa disalahkan karena menerima uang itu, lha wong perut udah bergejolak minta disi.
nah, lantas ini menjadi ladang yang sangat subur buat para caleg nakal.
mungkin ini karena krisis kepercayaan.
betapa banyak yang menyalahgunakan kesempatan ketika sudah duduk di kursi itu.
dan rakyat yang membantu mensukseskan, ditolehpun tidak.
lantas ini salah siapa?
jangankan rakyat yang renta, mahasiswa yang katanya intelekpun, hanya segelintir yang berpikir untuk tidak menerima uang caleg.
ya, rejeki, kata mereka. alasannya? sama,
sepertinya slogan, dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat kini telah pudar.
dan rakyat jauh lebih menyadari itu dari pemerintah.
mereka jauh lebih peka dengan keadaan sekarang.
pemerintah dan rakyat, seperti hidup sendiri-sendiri, padahal, seharusnya bersatu membentuk suatu negara yang utuh.
itulah yang membuat krisis kepercayaan ini meruncing.

semoga lima tahun kedepan ini pemerintah dapat lebih peka, lebih memperhatikan, terutama yang sudah di beri amanah oleh segelintir rakyat yang masih memiliki sedikit rasa percaya pada mereka.


konflik

"aku benci konflik"
begitu kata patrick di suatu episode kartun spongebob.
saya sering menggunakan kata itu, akhir2 ini apalagi. begitu banya konflik tersebar baik di dunia nyata atau maya.
seperti biasa, ketika sedang panas2nya isu2 di pemerintahan, ada aja orang yang suka sekali membuat konflik.
tapi, yang membuat kesal adalah konflik ini seakan tak berujung. mereka berdebat tentang hal yang sudah jelas tak menghasilkan penyelsaian. debat kusirlah katakan.
satu tetap dengan pendiriannya, yang satu lagi terus mendoktrin,
ada apa ini? bukankah kalian masih dalam satu akidah? bukankah kita semua bersaudara? bukankah kita seharusnya membuat aman saudara kita dari lisan dan tangan kita?
mungkin konflik ini wajar adanya, tapi mengapa harus ditunjukkan seolah2 kita bukanlah umat yang satu?
mengapa harus di sebar luaskan? mengapa harus saling mencemooh untuk menunjukkan kalau pendapat mereka yang benar.

ah, mungkin, hanya mungkin, terlalu jauh hingga menganggap pendapat diri sendiri yang paling benar sehingga yang lain layak di cemooh. semoga tidak, hanya saja, jika begini terus bukankah para penyusup itu bisa masuk dan menghancurkan kita dari dalam?
bukan membela pihak mana, saya lebih suka netral. tak ada yang salah di sini, mungkin hanya sedikit terpeleset,
semoga Allah mengampuni kita semua, semoga hal2 yang terjadi sekarang ini tidak memperburuk keadaan.
semoga ukhuwah kita tetap terjaga, persaudaraan kita tetap kuat hingga membuat musuh2 lari tak tak sempat menyusup..
semoga..

pesta 5 tahun

siapa yg berpesta?
mungkin hanya juru kampanye, pendukung setia, artis2, para caleg, tapi tidak seluruh rakyat bisa menikmati pesta tahun ini.
terlalu jauh untuk berbicara perihal rakyat di desa terpencil, mungkin itu karena kurangnya sosialisasi. masyarakat di desa2 maju saja, tidak berpesta seperti seharusnya. bukan  soal golput, mereka memilih, tapi hanya sekedar formalitas.
mengapa demikian? saya rasa akibat turunya kepercayaan masyarakat kepada anggota dpr yg ntar akan naik di kursi pemerintahan.
"toh nanti kalau naik juga nggak mikirin kita"
"mereka tu mnta pekerjaan sama kita"
"buat apa toh pusingin mereka, nanti mereka enak2kn, kita yang susah"
"kalau udah kepilih, noleh aja enggak"
begitulah kata2 yang acapkali terucap, lalu ini salah siapa?
ada lagi yang menganggap pemilu hanya tradisi,
"sayang kalau nggak milih, kan 5 tahun sekali"

mungkin dalam pikiran kebanyakan, urusan perut aja belum kelar, mau ngurus urusan negara pula.
ah, seakan2, rakyat dan pemerintahan ini terpisah, mansing2 mengurusi urusannya sendiri. tak peduli dengan perihal masing2.
kalau saja mereka tau dan paham kalau negara ini terbentuk juga karena unsur2 itu ada. rakyat dan pemerintah, ya tentu saja urusannya nggak bisa di pisah.
hanya saja mereka belum mengerti, dan mungkin agak sulit memaksakan untuk mengerti melihat keadaan pemerintah dewasa ini.


Minggu, 06 April 2014

cinta

bukan perkara yang mudah memang untuk memahami arti cinta yang sesungguhnya.
jika itu hanya menyukai seseorang, ingin selalu dekat dgnya, tidak mau pisah, bahkan sampai rela melawan orang tua (dalam semesta non pernikahan) apakah bisa di sebut cinta?
inilah yang sering disalah artikan remaja saat ini. melihat cinta hanya dari sudut pandang kelabilan mereka. bahwa cinta haruslah memiliki, bahwa cinta adalah segalanya, bahwa cinta artinya MEMILIKI PACAR.
weww, parah banget kalau ngeliat fenomena anak smp yg pacaran sekarang, dengan mengatasnamakan cinta tentunya. well, bukan masalah pacar atau bukan tentunya, tapi kelakuan mereka dan dampaknya. terserah namanya apa, ttm, hts, teman dekat, kakak adek, atau apalah, yang jelas, jika didalamnya ada perilaku2 yang seharusnya tidak dilakukan di usia mereka, ya, tetap saja salah. belum lagi dampaknya. galau, malas belajar, beda fokus, dan lain2. nah, yang ini sudah saya lihat sendiri faktanya.
lagian, masa remaja tetap indah kok meskipun tidak diwarnai dengan hal2 semacam itu.
jangan heran, baik di kota, maupun di desa, anak smp nikah karena mba itu udah biasa. (naudzubillah). akhirnya? ya putus sekolah, masa depan nggak jelas, kan rugi.
"tapi kami nggak ngaapa-ngapain kok" iya detik itu kalian bisa bilang begitu, nanti siapa yg tau. asal tau aja ya, syaitan itu ada di mana2, yang udah akhwar-ikhwan, yg nikahnya tinggal seminggu lagi aja bisa terjerumus, apalagi .. ah sudahlah.

saya tidak berhak menjugde bahwa yg pacaran itu buruk, bukan saya juga yg berhak menentukan mereka berdosa atau tidak, karena saya tidak bekerja di manajemen dosa, tapi, lebih baik dipikirin lagi deh, di cari2 lagi ilmunya, di analisis lagi baik dan buruknya.

tulisan ini untuk remaja2 yg masih duduk di sma, smp bahkan sd yg mungkin ngebet banget pengen pacaran.
kalau buat yg tingkatan kuliah, ntar dulu ya, nunggu saya juga melewati masa itu :))
semoga bermanfaat

Jumat, 04 April 2014

sepotong episode kepengurusan

waktu berjalan cepat sekali, padahal, rasanya baru setahun lalu ane jadi formatur dan menentukan nasib teman2 ane :v,, eh sekarang udah mau pisah aja.
sedih? pasti, mungkin sejalan dengan tulisan ini ane akan mengeluarkan sedikit air mata ane yang mahal,, he he, sempat2nya becanda.
hanya tinggal sebulan lagi, ya sebulan, waktu yang tersisa untuk bersama mereka. tuh kan udah netes aja nih air mata -_-
sejak pertama ane tau kalau ane ditempatkan di MCN, ane sedang dong ya, kan memang pengennya ke sana, bukannya apa2, ane lebih suka kerja di balik layar, alasannya? karena sesuatu dan lain hal lah.
awalnya agak kaku, karena ane harus bekerja dengan senior juga dikepengrusan ini. karena ane orangnya nggak mudah akrab dengan rang, ane sempat berpikir, mungkin akan agak sulit, tapi, seiring dengan berjalannya waktu, semua itu berubah.
orangnya pada 'gila' semua :D, nggak kaku, mudah bergaul, walaupun saking gilanya, rapat yg mungkin bisa diselesaikan dalam waktu setengah jam, akan menghabiskan waktu 2 jam.
tapi, itulah yg mempererat ikatan kami. yah, walau selaku junior, ane dan teman2 ane yg sangklek itu sering bertingkah sedikit kurang ajar sama pengurus senior (maaf ya bg, kak :D)
tapi, memang seperti tidak ada jarak antara senior dan junior, mungkin karena sama2 sangklek kali ya,, jadinya gitu deh.
kalau di daftar, 3 orang yg harus mendapat permintaan maaf ane adalah bg fajar, bg sur dan bg randa,, he he, kalau bg fa dan bg sur sering kami buli, padahal bg fa ketum loh, trus, ane sering ngaku2 jadi kabid :D, kesian bg randa jadi bahan olokan temen2 sangklek ane :D
trus buat kak evi, yg sabarnya luar biasa dalam menghadapi kesangklekan pengurus2 lain,, hehe, ane juga mesti minta maaf. dan terimakasih karena kak evi selalu jadi ibu buat para pengurus.
mungkin memang nggak ada yg dikatakan bener2 kalem dan elegan di situ, tapi bagus deh, biar nggak kaku. jadinya, pas pleno kemaren, bukannya pada tegang, malah dijadiin ajang bercanda (tapi tetaap serius loh)
teringat masa ketika rapat, ketika ada agenda, keceriaan itu terus ada, masalah juga sering menghampiri, tapi, tetap tidak memutus ikatan baik antara kami, menurut ane sih begitu.
ah, septong episode ini insya Allah terus ane kenang hingga tua nanti.
dan tak lama lagi, semua ini akan berakhir, entah nantinya ane dan teman2 ane akan tetap berada di sana atau tidak pun kami tak tau., kalau senior sih pastinya nggak, kan mereka udah fokus ke ppl.
entah jika kami kembali ke sana apakah akan ada kegilaan seperti ini, entah apakah ikatannya akan kuat seperti ini, ane nggak tau, dan nggak pernah tau.
well, ane benar2 merasa nyaman berada di sana, di kepengurusan, mcn, bersama mereka,
rasnya ane sebulan ini mau ngelus2 mading mulu, sedih, kalau aja kepengurusn ini bisa bertahan 2 periode, ane rela :')
mungkin agak sedikit lebay, tapi, memang begini rasanya, karena sudah hampir setahun ini bersama, jadinya seperti sulit sekali ketika harus berakhir.
yg jelas, ane nggak akan pernah menyesal pernah bergabung di sini, bersama orang2 ini..

Kamis, 03 April 2014

lucunya negeri ini

beberapa waktu lalu saya membaca postingan bang tere, tentang orang yang melanggar larangan merokok di tempat umum dan lain sebagainya.
kali ini, beberapa hari yang lalu saya lihat langsung buktinya, beda kasus sih, ini di tempat wudhu.
ada orang yang pake sepatu ketika berada di tempat wudhu, langsung saja, teman saya, sebut saja UA, berbisik dengan keras (berbisik kok keras ya? :p) "eh, pakai sepatu," lha, orang yang dimaksud langsung menoleh ke kami, saya, (karena bawaannya netral mulu) diam saja dan melanjutkan berwudhu.

yah, sepenggal cerita itu mungkin membuat negeri ini terlihat lucu. mungkin pernyataan 'aturan dibuat untuk dilanggar' benar2 di terapkan. well, okelah jika tidak ada peringatan sebelumnya, tapi kan, jelas terpampang tulisan 'lepas alas kaki' kok ngeyel --"

mencoba husnuzhon saja sih, mungkin kakinya sedang apa gitu jadi nggak bisa lepas sepatu.semoga saja.
ada lagi ni, cerita di satu novel, ceritanya kan ada dua orang, lagi di dalam mobil. supirnya (atau temannya) itu, orang indonesia, nah, satunya lagi, orang korea, jadi, ketika melewati traffic light, lampunya itu udah mau merah, tapi, si supir malah langsung tancap gas, orang korea itu cuma bisa geleng2 kepala melihat tingkah laku para driver di negeri ini.

begitulah, saya pun tak urung lepas dari yang satu ini, jadi salah satu orang yang mmbuat negeri ini terlihat lucu. tapi, kita bisa ambil pelajaran di sini, bahwa, apapun, aturan apapun, dibuat pastinya memiliki manfaat, baik tersirat maupun tersurat. nah, jadi tak sepatutnya kita mesih ngeyel buat tidak menaati aturan itu.

karena saya juga manusia,tetap tidak pernah lepas dari kesalahan, jadi kita sama2 belajar memaknai aturan2 di kehidupan ini..

semoga bermanfaat ^_^

Rabu, 02 April 2014

prestasi dan pacaran

well, lagi2, ini yang saya bahas di sini. bukannya apa-apa, hanya saja, seakan pacaran telah menjadi sebuah prestasi di kalangan remaja (untuk sd, smp dan sma).
okey, that’s fine, jika saja hal itu tidak mengganggu saya. wew„ egois ya?? bukan.. bukan begitu maksudnya. begini, saya tak punya hak untuk mengatur hidup orang, melarang mereka pacaranlah, apalah, bukan hak saya untuk itu. mungkin kewajiban saya di sini hanya memberikan informasi tentang mengapa pacaran itu tidak ada dalam agama kita.
oke, jadi, saya bukannya egois ya ;) hanya tidak ingin membuat konflik
nah, lanjut ke pembahasannya.
tadi, ketika sedang mengajar, ada murid saya, sebut saja bunga, masih sd loh, katanya gini “eh, aku udah ada cowok”„
nah loh, ko jadi bangga gitu? —”
sebelum-sebelumnya juga, malah udah ngmongin mantan2 segala -_-
nah, itu sd, apa jadinya mereka kalau masa kanak2 di isi dengan hal2 dewasa macam itu. seharusnyakan mereka masih menikmati permainan anak2, bukannya main pacaran2 :|
dan jadi prestasi pula. yang nggak punya cowok di anggap culun kali ya.
begitu pula yang smp, dan pastinya lebih parah, karena masa itu adalah masa ababil. (untung saja saya sudah melewatinya)
masalahnya adalah, ada perilaku2 yang berubah ketika mulai pcaran. seperti murid saya yang lain, sebut saya mawar. jadi sering ngomngin cowoknya, belajarnya kurang, ah, padahal sebelum itu, rajinnya minta ampun.
tentu ini masalah bagi saya.
tapi, saya hanya sebatas guru les mereka. masih terhitung abg pula. pantaskah saya memberikan wejangan agar mereka nggak usah dulu terjerumus dalam pergaulan itu?
saya hanya bisa terdiam, mendengarkan, dan mengumpulkan informasi. mungkin, nanti, ketika saya sudah menjadi guru sungguhan, wejangan itu akan saya terapkan.

*tulisan ini bukan ingin menunjukkan ketidaksetujuan saya dengan hal satu ini, saya hanya tidak suka dengan dampak yang ditimbulkannya :)
so, jika ada yang tersinggung, mohon dimaafkan
<3 peace