Selasa, 15 April 2014

iman vs nilai

berat sekali kalimat ini, "jangan korbankan iman demi nilai"
ditengah tekanan batin yang diderita para pelajar yang sedang berperang saat ini, kalimat itu seakan menjadi penyandung. dilema kian terasa ketika nilai menjadi satu2nya tujuan.
apa yang salah? mengapa begitu banyak tekanan ketika detik2 terakhir meninggalkan bangku sekolah?
entah,, apa yang salah di sini.
yang jelas, selaku guru, mungkin seharunya tidak menekan siswa dengan nilai. toh, dulu waktu kuliah juga belajar tentang teroi2 pembelajaran kan? dan kayaknya juga nggak menekankan atas perolehan hasil, tapi lebih kepada proses.
nah proses. ini yang terkadang hanya menjadi formalitas saja.
maka, jangan heran ketika banyak sekali siswa yang curang saat ujian. karena apa? hasil jauh lebih penting dari proses. itu yang terpatri dalam pikiran mereka.
dan parahnya lagi, soal ujian semakin tinggi tarafnya, namun tidak di sesuaikan dengan proses pembelajaran. dan jangan salahkan siswa jika mereka mencontek.
mereka hanya korban, korban dari sistem yang tidak benar.
doktrin2 yang tertanam di kepala mereka sebenarnya salah. menekankan hasil daripada proses. ketika nilainya jelek, di marahi. padahal banyak faktor yang membuat itu terjadi. bisa jadi, ia jauh lebih paham dari pada temannya yang mendapat nilai bagus. hanya saja, saat ujian mungkin kondisinya kurang fit, atau faktor2 lain.
mungkin memang, kalimat 'jangan korbankan iman demi nilai' terlalu sulit. bahkan dilema. membuat air mata mengalir. seperti makan buah simalakama.
tapi, tidak akan menjadi sulit ketika mereka ditanamkan sebuah pikiran bahwa yang terpenting adalah proses mendapatkan ilmu itu. ujian hanyalah untuk menguji. sejauh mana kemampuan mereka dalam menangkap pelajaran yang telah di pelajari. dan memang, ketika di telaah lebih dalam, ujian itu sebenarnya untuk menguji proses, bukan untuk mencari nilai.
hanya bisa berharap, semoga ke depannya, akan jauh lebih baik dari ini, :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar