Senin, 24 November 2014

selebrasi

jadi terpikir. Betul juga, bukan hanya untuk momen hari ini, tapi juga untuk momen2 yg lain. Tanpa komando, hampir seluruh warga negara ini akan berselebrasi untuk setiap momen yg ditetapkan sebagai momen nasional.
bagus sih, mungkin buat yg merasa memiliki momen itu, akan lebih terhargai akan kinerjanya selama ini.
namun, bagaimana, jika hanya sekedar selebrasi tak ada arti?
silakan pembaca menjawab sendiri. :D

#dari hasil obrolan singkat dg teman
 

Sabtu, 22 November 2014

misunderstanding

bukan sekedar penutup kepala, tapi jilbab semestinya memiliki makna yg jauh lebih luas.
namun, apa jadinya jika pemaknaan akan jilbab hanya sebatas penutup kepala?
atau, penutup uban yg mulai tampak, rambut yg perlahan telah hilang, atau hanya karena malas merapikan rambut?
apalagi hal semacam ini ada di pikiran orang orang paruh baya, yg seharusnya dapat menjadi. Pembimbing bagi generasi di bawahnya.
ah, saya masih tak pantas berbicara panjang lebar soal ini. Saya juga masih belum fasih pemahamannya.
mungkin hanya ingin sedikit mengungkap hipotesis dari keadaan yg telah saya amati. Mengapa pemahaman seperti itu seakan berakar kuat di kalangan masyarakat tertentu?
bisa jadi karena tidak adanya contoh. Para pengguna hijab syar'i menjadi minoritas di dalam minoritas. Ditambah lagi, tidak ada (belum) yg membenahi pemikiran,tersebut. Semuanya seakan asyik untuk mengikuti arus tanpa satupun yg mau berdiri dan berjalan melawan arus.na'udzubillah jika sampai kembali ke masa jahiliyah. :(. Tapi, entah kenapa kok rasanya dekat sekali dg masa itu?
oke, kembali ke pembahasan.
lazimnya, jilbab hanya sebagai,penutup bagi merka. Sehingga, ketika berada di tempat2 resmi, acara keluarga, jilbab akan selalu bertengger di kepala. Namun jika tidak demikian, tak ada lagi yg ditutupi.

jujur, sedih rasanya mendengar itu semua. Tapi, jika mencari siapa yg salah, ya mungkin saya termasuk salah satu tersangkanya *if you know what i mean.
hanya bisa berharap, suatu saat nanti, tidak ada lagi misunderstanding dg makna jilbab sesungguhnya.
ada saran? Silakan komen atau email :D

 

Jumat, 14 November 2014

the purpose

Kalau berjalan, walau tanpa rintangan, dijalan aspal yg mulus bak tol, tapi tanpa tujuan, akankah bertahan?
Jika sebaliknya, berjalan dg suatu tujuan, melewati badai, tanah becek, ranting berduri, bisa saja tak masalah. Asal terpenuhi tujuan itu
Mungkin tujuan menjadi unsur penting dalam segala hal.
Ini pernah dinyatakan oleh teman saya sebelumnya. Mungkin mereka tak lagi memiliki tujuan yg sama, sehingga, wajar saja, jika perlahan semakin sepi.
Memang harus ada yg dibenahi di sini. Ada yg salah dari sejak beberapa waktu lalu.
Pemahaman yg sekarang agaknya sedikit melenceng dari yg seharusnya.
Lalu, solusi?
Ini soal personal. Entah bagaimana mengubah jalan pikiran orang.
Ketika mereka merasa tak lagi satu tujuan, masih bisakah diubah?
Ini PR yg rumit. Yg harus bisa diselesaikan bersama-sama.