Betapa mengerikannya.
Ketika hati kita tak lagi berpaling pada ketaatan. Menempuh
ilmu, bersusah susah, namun pada ujungnya ternyata tak istiqomah.
Mengerikan.
Ini terjadi, mungkin ketika merasa bahwa diri telah hebat,
telah ta’at kepadaNya, tak lagi perlu berdo’a memohon agar amalan ini dijaga,
terus, agar ia tetap berada di hati. padahal,
seorang Nabi yang mulia pun bahkan memohon kepada Allah agar diberi
kemampuan beramal shalih.
Betapa sombongnya kita.
Padahal, hati ini gampang sekali berbalik, susah sekali
beristiqomah. Hanya dengan sedikit guncangan dan boom,, berbaliklah semua.
Tak kisah apakah telah mengikuti tarbiyah hingga tingkat
apa, karena syaitan sang penggoda pasti lebih tinggi juga tingkatannya demi
berusaha membuat kita menjadi temannya. Na’udzubillah.
Betapa sombongnya kita.
Menyangka bahwa dengan mentarbiyah diri sudah cukup tanpa
ada usaha berdoa pada Allah agar selalu diberi kemampuan untuk menjaganya.
Karena telah banyak, mereka yang tak sanggup menjaga. Karena
apa yg kita jaga ini berat sungguh.
Banyak godaan dari luar yang berpengaruh.
Jika bukan karena
rahmat Allah, tentu kita juga akan terjerumus ke lembah yang sama.
Betapa sulitnya urusan hati ini,
Betapa lemahnya ia tanpa penguatan dari Allah SWT.
Betapa tak berdayanya kita tanpa BimbinganNya
Tsabbit qalbii ‘ala diinik.
Doa yang mesti diulang dalam setiap shlat kita,
Sungguh dalam sabda Rasulullah saw, sebagaimana diriwayatkan
Imam Muslim dan Ahmad, “sesungguhnya hati-hati ini berada di antara jari jemari
Allah Yang Maha Pengasih, Dia ulak-alikkan menurut apa yang dikehendakiNya”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar