sepertinya, memahamkan dan memahami bahwa jilbab bukanlah ajang untuk pamer kecantikan itu, berat sekali.
apalagi untuk yang pertama kali berkenalan dengan jilbab sebaga fashion, bukan sebagai perintah Allah.
mudharat dan manfaat ketika jilbab mulai menjadi tren dikalangan remaja bagai dua sisi mata uang.
di satu sisi, menjadikan wanita muslimah tidak perlu ragu untuk menggunakan jilbab ke manapun mereka pergi., namun di sisi lain, bisa menghilangkan makna berjilbab itu sendiri, yaitu sebagai pakaian penutup aurat, bukannya aksesoris.
ah, bukannya saya sok2an, tentu sebagai wanita sudah firahnya ingin tampil cantik, modis, bergaya, tapi, jujur saja, berpenampilan ala hijabers yg modis itu membuat saya menjadi bukan saya. jadi, saya saat ini tetap pada penampilan yg begini
dan, mungkin, saat ini sudah terlalu banyak membanjiri jilbab2 mode, yang semakin lama semakin aneh saja bentuknya, gak masalah sih sebenarnya, tapi… menjadi masalah ketika saya yang di’wajibkan’ memakai yang begituan„ hih,
makanya saya jadi sewot dengan tampilan hijab sekarang, bukannya apa2, saya yang kena dampaknya.
tapi, salah saya juga sih gak tau bagaimana cara menyulap hijab mode menjadi hijab syar’i..
eh he„ tapi bukan itu loh masalahnya…. >_< tetap saja kan niat pakai jilbabnya jadi belok fokus, bukannya untuk taat terhadap perintah Allah, tapi untuk cantik.. hihh„ itu loh yang harusnya mereka paham…
sulit, tapi bukan berarti tidak bisa kan? ini ujian, barangkali, semoga saja. jdi, saya harus belajar untuk bisa melewatinya, tentu dengan cara yang baik, tidak curang atau mengambil jalan pinas (if you know what i mean)
berharap, hanya bisa berharap makna jilbab tak lagi dibelokfokuskan untuk masa mendatang.
apalagi untuk yang pertama kali berkenalan dengan jilbab sebaga fashion, bukan sebagai perintah Allah.
mudharat dan manfaat ketika jilbab mulai menjadi tren dikalangan remaja bagai dua sisi mata uang.
di satu sisi, menjadikan wanita muslimah tidak perlu ragu untuk menggunakan jilbab ke manapun mereka pergi., namun di sisi lain, bisa menghilangkan makna berjilbab itu sendiri, yaitu sebagai pakaian penutup aurat, bukannya aksesoris.
ah, bukannya saya sok2an, tentu sebagai wanita sudah firahnya ingin tampil cantik, modis, bergaya, tapi, jujur saja, berpenampilan ala hijabers yg modis itu membuat saya menjadi bukan saya. jadi, saya saat ini tetap pada penampilan yg begini
dan, mungkin, saat ini sudah terlalu banyak membanjiri jilbab2 mode, yang semakin lama semakin aneh saja bentuknya, gak masalah sih sebenarnya, tapi… menjadi masalah ketika saya yang di’wajibkan’ memakai yang begituan„ hih,
makanya saya jadi sewot dengan tampilan hijab sekarang, bukannya apa2, saya yang kena dampaknya.
tapi, salah saya juga sih gak tau bagaimana cara menyulap hijab mode menjadi hijab syar’i..
eh he„ tapi bukan itu loh masalahnya…. >_< tetap saja kan niat pakai jilbabnya jadi belok fokus, bukannya untuk taat terhadap perintah Allah, tapi untuk cantik.. hihh„ itu loh yang harusnya mereka paham…
sulit, tapi bukan berarti tidak bisa kan? ini ujian, barangkali, semoga saja. jdi, saya harus belajar untuk bisa melewatinya, tentu dengan cara yang baik, tidak curang atau mengambil jalan pinas (if you know what i mean)
berharap, hanya bisa berharap makna jilbab tak lagi dibelokfokuskan untuk masa mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar