warna warni menghiasi, namun tak lantas membuat mata silau memandang. mereka tak ingin dipandang, sungguh.
terkadang jalannya lambat, namun tetap berangkai dengan ketegasan. terkadang juga cepat, seakan deadline mendesak.
penutup kepala yang menjuntai hingga perut, menutupi apa yang harusnya di tutupi. demi menghindarkan dari dari murka Illahi.
ibarat bunga, mereka terus tumbuh dan berkembang, bermekaran. menjaga diri agar tak layu.
hingga, kian banyak yang mengikuti langkah-langkah mereka, walau ada sebagian yang bermotif tak serupa.
akhwat, begitu banyak orang menyebut sang bunga.
lisan dan peranggai terjaga. walau tetap tak menutup diri dari hiruk pikuknya dunia luar.
kini, semakin bertambah pula jumlahnya.
namun, pernahkah berpikir bahwa sang bunga pun terkadang tak sanggup mencegah dirinya gugur?
bukan, ini bukannya gugur seperti para syuhada di medan perang.
mereka gugur dijalan yang tengah ditempuh. tergoda akan indahnya dunia dan terlupa akan bahagia di akhirat.
sungguh disayangkan, sangat. ketika sang bunga yng tengah indahnya bermekaran, sekonyng-konyong layu, dan gugur.
tentunya berbeda dengan bunga sesungguhnya. bunga ini bisa embali mekar, asal mereka kembali me arah yang benar.
insya Allah tulisan ini bukan untuk menyudutkan,
karena kita saudara, harus saling mengingatkan. agar tetap berkembang, hingga waktunya pergi tiba
terkadang jalannya lambat, namun tetap berangkai dengan ketegasan. terkadang juga cepat, seakan deadline mendesak.
penutup kepala yang menjuntai hingga perut, menutupi apa yang harusnya di tutupi. demi menghindarkan dari dari murka Illahi.
ibarat bunga, mereka terus tumbuh dan berkembang, bermekaran. menjaga diri agar tak layu.
hingga, kian banyak yang mengikuti langkah-langkah mereka, walau ada sebagian yang bermotif tak serupa.
akhwat, begitu banyak orang menyebut sang bunga.
lisan dan peranggai terjaga. walau tetap tak menutup diri dari hiruk pikuknya dunia luar.
kini, semakin bertambah pula jumlahnya.
namun, pernahkah berpikir bahwa sang bunga pun terkadang tak sanggup mencegah dirinya gugur?
bukan, ini bukannya gugur seperti para syuhada di medan perang.
mereka gugur dijalan yang tengah ditempuh. tergoda akan indahnya dunia dan terlupa akan bahagia di akhirat.
sungguh disayangkan, sangat. ketika sang bunga yng tengah indahnya bermekaran, sekonyng-konyong layu, dan gugur.
tentunya berbeda dengan bunga sesungguhnya. bunga ini bisa embali mekar, asal mereka kembali me arah yang benar.
insya Allah tulisan ini bukan untuk menyudutkan,
karena kita saudara, harus saling mengingatkan. agar tetap berkembang, hingga waktunya pergi tiba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar