Minggu, 27 September 2015

selamatkan negeri


semakin ngeri melihat keadaan negeri.
tak ingin melihat, tapi apa daya tempat kelahiran di sini.
azabkah? ujiankah?
asap merajalela, ekonomi makin melemah, ancaman PHK di mana-mana, kriminal semakin membrutal.
mungkin saja, Allah ingin kita mengingat dimana masa itu, saat kesejahteraan itu, masih berada di sisi. bersyukurkah kita? sempatkah kita mengucap barang sekali saja Alhamdulillah?
mungkin saja, saat itu, ketika air melimpah ruah, udara segar masih meyapa, ingatkah kita untuk sejenak merenungi nikmat dari-nya?
atau, saat uang tak jadi masalah, pekerjaan didapat dengan mudah, ancaman PHK jauh dipandang mata, ingatkah kita untuk membantu sesama?
ah iya, manusia. masih saja lupa. ingatnya pada saat sudah tersandung batu, perih dan berdarah. lalu saat berjalan dengan aman dan nyaman, terus lupa dengan segala?
ini juga teguran untuk diri sendiri, betapa gampangnya berbuat zhalim, ketika kenikmatan menyapa, pun ketika bencana itu mulai datang jua, tak urung membuat diri menyegerakan berbuat baik dan meninggalkan yang zhalim.
memang, pasti ada sebab akan terjadinya bencana, namun dibalik itu semua, sudahkah diri ini berbenah? apakah tidak mungkin kita jualah yang secara tak langsung menjadi sebab datangnya bencana ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar