ibu tidak pernah suka jika anak-anaknya bangun siang2, kecuali ketika umur kami masih balita. ini berlaku ketika sudah masuk ke jenjang pendidikan.
dulu, ketika saya, atau kakak bangunnya siang, muka ibu langsung cemberut. awalnya sih tidak paham kenapa, tapi lama2 maklum juga.
kami (karena cewek) sudah diajarkan untuk menyentuh dapur sejak SD, nggak tau deh kakak sejak kapan, kalau saya sih sejak kelas 3 SD. ingat sekali dulu pertama kali yang harus saya lakukan setiap yang lain akan memasak adalah menghidupkan kompor. hanya itu tugas saya. simpel, tapi, berkesan. karena dulu kompornya pake kompor minyak ya.
kemudian berikut2nya saya mulai belajar memotong bawang, memotong sayur, memasak nasi, mencuci, mencuci piring, menyapu, mengepel.,
dan semua dipelajari saat SD.
ibu saya selalu bilang begini, waktu diawal2 mengajari kami.
'kan bukan kalian yang memegang nyawa ibu dan bapak, kalau sewaktu2 kami tidak ada, dan kalian gak tau apa2, memangnya ada orang yang mau merawat kalian?'
kata2 itu menyakitkan, tapi ada benarnya. sehingga memotivasi kami untuk belajar bekerja lebih giat.
saat umur saya menginjak belasan tahun, masak-memasak pun sudah menjadi rutinitas, tidak hanya sekedar menghidupkan kompor, tapi lebih kompleks lagi, belajar rempah-rempah, teknik memasak, dan lain-lain. walaupun bukan masakan yang sangat mewah, atau yang cita rasanya tinggi, tapi setidaknya sudah memenuhi kriteria untuk dimakan oleh manusia.
ketika sma, dan kakak kuliah, peringatan ibu sudah lain lagi.
begini: ‘bagaimana kalau dapat mertua yang begitu.. begini, atau dapat suami yang betu begini, ‘
sehingga, waktu-waktu itu adalah persiapan untuk menjadi istri dan menantu yang baik. ibu takut sekali kami ketika menikah nanti malah di asingkan karena tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
pun sekarang begitu, masih banyak sekali hal2 yang harus dipelajari. walaupun persiapannya sejak SD.
kerja saya belum rapi, belum sepenuhnya bersih, masih ceroboh, pelupa, dan lain-lain..
hem, kira-kira, waktu yang tersisa (insya Allah, dari target saya) adalah 4-5 tahun lagi, cukupkah? entahlah, yang pasti memang harus lebih giat lagi belajar untuk menjadi sarjanaa rumah tangga :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar